12 tewas dalam pertempuran terkini di Ukraina
8 Februari 2015 01:31 WIB
ilustrasi Sejumlah pria memeriksa tank Ukraina di desa Kominternovo, pinggiran pesisir selatan kota Mariupol, Sabtu (6/9). Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko setuju untuk memberlakukan gencatan senjata dalam perbincangan melalui telepon Sabtu kemarin, tetapi masih diperlukan langkah selanjutnya agar kesepakatan berlanjut lama. (REUTERS/Vasily Fedosenko )
Donetsk, Ukraina (ANTARA News) - Duabelas orang tewas dalam pertempuran terkini di Ukraina timur, terdiri atas tujuh warga dan lima tentara, antara pemerintah dengan pemberontak, Sabtu.
Pejabat pertahanan Ukraina Volodymyr Polyovyi mengatakan pemberontak memperbesar kekuatan untuk penyerangan lebih lanjut di Debaltseve dan Mariupol.
Pemberontak mengerahkan tank, pasukan bersenjata dan peluncur roket ke daerah Debaltseve dan Granitne, 35 kilometer timurlaut Mariupol, kata Polyovyi.
Debaltseve menjadi pusat pertempuran sengit lebih dari sepekan setelah pasukan pemberontak mencoba mengepung tentara dengan merebut jalur kereta api.
Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande terbang menuju Kiev, Kamis (5/2), guna membentuk rencana perdamaian baru untuk Presiden Ukraina Petro Poroshenko.
Menurut laman berita resmi Ukraina, theinsider.ua, Merkel dan Holande menyarankan Kiev menarik pasukannya dari Debaltseve agar pasukan pemberontak juga memulangkan tentara dari dekat Mariupol.
Namun, menurut sumber pemerintah, yang dikutip laman tersebut, Poroshenko menolak tawaran tersebut.
Selama 24 jam terakhir enam penduduk sipil tewas akibat penembakan yang ditujukan ke daerah kekuasaan pemerintah sementara satu warga tewas di perlindungan pemberontak di Donetsk, kata pejabat kedua belah pihak yang bertikai.
Dua orang korban terkini adalah perempuan yang terbunuh dalam penembakan di daerah kekuaan pemerintah Avdiyivka, di sebelah utara bandara Donetsk, kata Kepala Polisi Regional Vyacheslav Abroskin yang pro-Kiev.
Pada waktu sama, pertempuran dengan pasukan pendukung Rusia membunuh lima tentara pemerintah dan melukai 26 orang lainnya, ujar pejabat militer Ukraina.
Tembakan peluru kendali pada Sabtu menghantam kota pusat peperangan Debaltseve sehari setelah gencatan senjata singkat yang memberikan kesempatan penduduk sipil untuk mengungsi, kata pejabat pemerintah.
Militer Ukraina sebelumnya mengatakan penghentian tembak-menembak sementara yang sempat membuat pertempuran berhenti selama tujuh jam, dapat diperpanjang hingga Sabtu.
Pasukan penyelamat Kiev mengatakan ada 753 orang, termasuk 81 orang anak-anak, diungsikan dari Debaltseve dan sekitarnya dengan bus-bus dari pihak pemerintah dan pemberontak.
Juru bicara kelompok separatis, Sabtu, menyatakan tidak akan mengirimkan lagi bus evakuasi karena masalah keamanan.
Di Debaltseve, Jumat, hanya 40 orang yang tercatat membela pihak pemberontak.
Badan kemanusiaan Amnesty International pada awal minggu ini mengatakan bahwa hanya tinggal 7.000 jiwa penduduk tersisa di Debaltseve setelah 25.000 orang melarikan diri.
Jurnalis AFP di kota utama pemberontak, Donetsk mengatakan suara ledakan terdengar di sekitar kota tersebut, Sabtu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan sekitar 5.400 orang tewas akibat pertempuran yang dimulai sejak April, demikian AFP.
(M054)
Pejabat pertahanan Ukraina Volodymyr Polyovyi mengatakan pemberontak memperbesar kekuatan untuk penyerangan lebih lanjut di Debaltseve dan Mariupol.
Pemberontak mengerahkan tank, pasukan bersenjata dan peluncur roket ke daerah Debaltseve dan Granitne, 35 kilometer timurlaut Mariupol, kata Polyovyi.
Debaltseve menjadi pusat pertempuran sengit lebih dari sepekan setelah pasukan pemberontak mencoba mengepung tentara dengan merebut jalur kereta api.
Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande terbang menuju Kiev, Kamis (5/2), guna membentuk rencana perdamaian baru untuk Presiden Ukraina Petro Poroshenko.
Menurut laman berita resmi Ukraina, theinsider.ua, Merkel dan Holande menyarankan Kiev menarik pasukannya dari Debaltseve agar pasukan pemberontak juga memulangkan tentara dari dekat Mariupol.
Namun, menurut sumber pemerintah, yang dikutip laman tersebut, Poroshenko menolak tawaran tersebut.
Selama 24 jam terakhir enam penduduk sipil tewas akibat penembakan yang ditujukan ke daerah kekuasaan pemerintah sementara satu warga tewas di perlindungan pemberontak di Donetsk, kata pejabat kedua belah pihak yang bertikai.
Dua orang korban terkini adalah perempuan yang terbunuh dalam penembakan di daerah kekuaan pemerintah Avdiyivka, di sebelah utara bandara Donetsk, kata Kepala Polisi Regional Vyacheslav Abroskin yang pro-Kiev.
Pada waktu sama, pertempuran dengan pasukan pendukung Rusia membunuh lima tentara pemerintah dan melukai 26 orang lainnya, ujar pejabat militer Ukraina.
Tembakan peluru kendali pada Sabtu menghantam kota pusat peperangan Debaltseve sehari setelah gencatan senjata singkat yang memberikan kesempatan penduduk sipil untuk mengungsi, kata pejabat pemerintah.
Militer Ukraina sebelumnya mengatakan penghentian tembak-menembak sementara yang sempat membuat pertempuran berhenti selama tujuh jam, dapat diperpanjang hingga Sabtu.
Pasukan penyelamat Kiev mengatakan ada 753 orang, termasuk 81 orang anak-anak, diungsikan dari Debaltseve dan sekitarnya dengan bus-bus dari pihak pemerintah dan pemberontak.
Juru bicara kelompok separatis, Sabtu, menyatakan tidak akan mengirimkan lagi bus evakuasi karena masalah keamanan.
Di Debaltseve, Jumat, hanya 40 orang yang tercatat membela pihak pemberontak.
Badan kemanusiaan Amnesty International pada awal minggu ini mengatakan bahwa hanya tinggal 7.000 jiwa penduduk tersisa di Debaltseve setelah 25.000 orang melarikan diri.
Jurnalis AFP di kota utama pemberontak, Donetsk mengatakan suara ledakan terdengar di sekitar kota tersebut, Sabtu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan sekitar 5.400 orang tewas akibat pertempuran yang dimulai sejak April, demikian AFP.
(M054)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: