Nelayan evakuasi jenazah diduga korban QZ8501
6 Februari 2015 23:01 WIB
Evakuasi 4 Jenazah Airasia QZ 8501 Tim Penyelam TNI AL yang tergabung dalam operasi pencarian dan evakuasi korban pesawat AirAsia QZ-8501 berhasil mengevakuasi lagi 4 jenazah, terdiri dari 3 jenazah perempuan dan 1 jenazah laki-laki dari badan pesawat AirAsia QZ-8501 di perairan Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kotawaringin Kalimantan Tengah, Sabtu (24/1). ANTARA FOTO/Pool/Adek Berry ()
Jakarta (ANTARA News) - Manajemen maskapai penerbangan Airasia mengungkapkan nelayan asal Pinrang Sulawesi Selatan pada Jumat siang mengevakuasi satu jenazah dari perairan setempat yang diduga korban kecelakaan pesawat QZ 8501.
"Siang tadi, nelayan lokal kembali mengevakuasi satu jenazah yang diduga sebagai penumpang QZ8501 yang ditemukan di bibir pantai Pinrang, Sulawesi Selatan," kata manajemen maskapai Airasia dalam pernyataan tertulisnya, Jumat.
Jenazah tersebut telah dibawa menuju Makassar dan nantinya diterbangkan ke Surabaya untuk proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Republik Indonesia.
Di Surabaya, tim DVI Polri pada jumat mengumumkan telah berhasil mengidentifikasi satu jenazah sebagai Ingrid Jessica Winata dan telah diserahkan oleh pihak AirAsia Indonesia kepada keluarga.
Sementara itu, Operasi SAR di Selat Karimata dan Laut Jawa kembali dilanjutkan dengan dikerahkannya kapal pencari dan evakuasi di area fokus utama pencarian serta tim penyelam untuk mengobservasi dasar laut di lokasi tersebut.
Adapun pagi tadi tim SAR telah berhasil mengevakuasi empat jenazah yang diduga penumpang QZ8501 dari dasar Laut Jawa di dekat potongan badan pesawat yang ditemukan.
Keempat jenazah tersebut saat ini masih dalam perjalanan menuju Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Operasi SAR di Selat Makassar juga masih terus berjalan dimana sejumlah kapal besar dan perahu karet dikerahkan untuk menyisir perairan di sekitar Sulawesi Barat hingga Sulawesi Selatan.
Menyusul penemuan berbagai serpihan pesawat, mulai hari ini tim SAR di Makassar memutuskan untuk memindahkan basis operasi mereka dari Kabupaten Majene, Sulawesi Barat ke Pare-Pare di Sulawesi Selatan.
Sampai dengan saat ini, sebanyak 68 dari 97 jenazah telah berhasil teridentifikasi, sementara 24 jenazah masih dalam proses identifikasi dan 5 jenazah lagi belum tiba di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.
"Siang tadi, nelayan lokal kembali mengevakuasi satu jenazah yang diduga sebagai penumpang QZ8501 yang ditemukan di bibir pantai Pinrang, Sulawesi Selatan," kata manajemen maskapai Airasia dalam pernyataan tertulisnya, Jumat.
Jenazah tersebut telah dibawa menuju Makassar dan nantinya diterbangkan ke Surabaya untuk proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Republik Indonesia.
Di Surabaya, tim DVI Polri pada jumat mengumumkan telah berhasil mengidentifikasi satu jenazah sebagai Ingrid Jessica Winata dan telah diserahkan oleh pihak AirAsia Indonesia kepada keluarga.
Sementara itu, Operasi SAR di Selat Karimata dan Laut Jawa kembali dilanjutkan dengan dikerahkannya kapal pencari dan evakuasi di area fokus utama pencarian serta tim penyelam untuk mengobservasi dasar laut di lokasi tersebut.
Adapun pagi tadi tim SAR telah berhasil mengevakuasi empat jenazah yang diduga penumpang QZ8501 dari dasar Laut Jawa di dekat potongan badan pesawat yang ditemukan.
Keempat jenazah tersebut saat ini masih dalam perjalanan menuju Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Operasi SAR di Selat Makassar juga masih terus berjalan dimana sejumlah kapal besar dan perahu karet dikerahkan untuk menyisir perairan di sekitar Sulawesi Barat hingga Sulawesi Selatan.
Menyusul penemuan berbagai serpihan pesawat, mulai hari ini tim SAR di Makassar memutuskan untuk memindahkan basis operasi mereka dari Kabupaten Majene, Sulawesi Barat ke Pare-Pare di Sulawesi Selatan.
Sampai dengan saat ini, sebanyak 68 dari 97 jenazah telah berhasil teridentifikasi, sementara 24 jenazah masih dalam proses identifikasi dan 5 jenazah lagi belum tiba di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: