Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore bergerak menguat sebesar delapan poin menjadi Rp12.622 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.630 per dolar AS.

"Rupiah bergerak menguat namun cenderung tertahan menyusul adanya kekhawatiran pasar terhadap Yunani," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan bahwa pasar keuangan global saat ini kembali dikhawatirkan oleh bank sentral Eropa (ECB) yang memutuskan untuk menolak surat utang negara Yunani sebagai jaminan dalam memperoleh pinjaman karena memiliki peringkat hutang yang rendah.

"Sentimen itu bisa memberikan ketidakpastian bagi pasar keuangan global sehingga dapat mendorong peralihan portofolio dari instrumen mata uang beresiko ke instrumen yang lebih aman seperti dolar AS," katanya.

Ia menambahkan bahwa pasar juga sedang menunggu hasil keputusan rapat Bank Sentral Inggris (BoE) yang kemungkinan tidak ada perubahan kebijakan. Namun, pasar tetap mewaspadai keputusan yang di luar dugaan mengingat sejumlah bank sentral dunia kembali melonggarkan kebijakan moneternya.

Menurut dia, tertahannya penguatan rupiah terhadap dolar AS juga disebabkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat ekonomi Indonesia secara kumulatif pada 2014 hanya tumbuh sebesar 5,02 persen atau relatif melambat sejak lima tahun terakhir.

"Diharapkan, rupiah masih bergerak stabil sehingga tidak mengkhawatirkan investor yang datang ke Indonesia," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (5/2) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.653 dibandingkan hari sebelumnya, Rabu (4/2) di posisi Rp12.609 per dolar AS.