Dinkes: semua wilayah di Kendari endemis DBD
5 Februari 2015 06:26 WIB
Fogging DBD. Petugas melakukan pengasapan atau fogging untuk memutus siklus hidup nyamuk aedes aegypti penyebab terjadinya demam berdarah (DBD) di pemukiman warga Kelurahan Kepanjen, Jombang, Jawa Timur, Jumat (16/1). Memasuki musim hujan siklus hidup nyamuk tersebut mengalami peningkatan akibat banyaknya genangan air sehingga perlunya antisipasi agar wabah penyakit itu tidak berkembang. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)
Kendari (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), menetapkan bahwa semua kecamatan di daerah itu merupakan daerah yang endemis penyakit DBD.
"Semua kecamatan yang ada di Kota Kendari merupakan daerah endemis DBD, sehingga siapapun di daerah ini berpotensi untuk terserang DBD," kata kepala dinas Kesehatan Kendari, dr Maryam Rufiah, di Kendari, Kamis.
Karena itu lanjut Maryam, pihaknya selalu imbau kepada warga disepuluh kecamatan se Kota Kendari agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan masing-masing, karena lingkungan kotor menjadi pemicu mewabahnya DBD.
Ke-10 kecamatan yang ditetapkan endemis DBD itu adalah Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Kadia, Kecamatan Wuawua, Kecamatan Baruga, kecamatan Kambu, Kecamatan Poasia dan kecamatan Abeli.
Ia mengatakan, kasus DBD akan banyak terjadi pada akhir tahun sampai awal tahun, karena saat itu terjadi pergantian musim.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, nyamuk aedes aegypti sebagai penyebab DBD aktif pada pergantian musim seperti ini," katanya.
Dikatakan, tingginya jumlah warga yang terjangkit penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes agypti ini karena cuaca yang tidak menentu sehingga nyamuk cepat berkembang biak.
Selain itu, kata dia, pada musim hujan yang panjang kerap terdapat genangan air di lingkungan masyarakat yang akhirnya dijadikan tempat bersarang dan berkembangbiaknya nyamuk yang mempunyai ciri belang putih hitam di perutnya.
"Maka dari itu, mencegah semakin meluasnya penyebaran penyakit ini pihaknya melakukan berbagai upaya pencegahan," katanya.
Menurut Maryam, untuk mengantisipasi tingginya kasus tersebut, pemerintah telah menginstruksikan kepada masyarakat untuk menerapkan pola Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Selama 2015 ini, pihak Pumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abunawas kota Kendari, sudah merawat 24 pasien DBD.
"Pada Januari 2015 tercatat 21 pasien DBD yang kami rawat, sedangkan bulan ini baru tiga pasien DBD yang kami rawat," kata Direktur RSUD Abunawas Kendari, dr Asridah.
"Semua kecamatan yang ada di Kota Kendari merupakan daerah endemis DBD, sehingga siapapun di daerah ini berpotensi untuk terserang DBD," kata kepala dinas Kesehatan Kendari, dr Maryam Rufiah, di Kendari, Kamis.
Karena itu lanjut Maryam, pihaknya selalu imbau kepada warga disepuluh kecamatan se Kota Kendari agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan masing-masing, karena lingkungan kotor menjadi pemicu mewabahnya DBD.
Ke-10 kecamatan yang ditetapkan endemis DBD itu adalah Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Kadia, Kecamatan Wuawua, Kecamatan Baruga, kecamatan Kambu, Kecamatan Poasia dan kecamatan Abeli.
Ia mengatakan, kasus DBD akan banyak terjadi pada akhir tahun sampai awal tahun, karena saat itu terjadi pergantian musim.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, nyamuk aedes aegypti sebagai penyebab DBD aktif pada pergantian musim seperti ini," katanya.
Dikatakan, tingginya jumlah warga yang terjangkit penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes agypti ini karena cuaca yang tidak menentu sehingga nyamuk cepat berkembang biak.
Selain itu, kata dia, pada musim hujan yang panjang kerap terdapat genangan air di lingkungan masyarakat yang akhirnya dijadikan tempat bersarang dan berkembangbiaknya nyamuk yang mempunyai ciri belang putih hitam di perutnya.
"Maka dari itu, mencegah semakin meluasnya penyebaran penyakit ini pihaknya melakukan berbagai upaya pencegahan," katanya.
Menurut Maryam, untuk mengantisipasi tingginya kasus tersebut, pemerintah telah menginstruksikan kepada masyarakat untuk menerapkan pola Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Selama 2015 ini, pihak Pumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abunawas kota Kendari, sudah merawat 24 pasien DBD.
"Pada Januari 2015 tercatat 21 pasien DBD yang kami rawat, sedangkan bulan ini baru tiga pasien DBD yang kami rawat," kata Direktur RSUD Abunawas Kendari, dr Asridah.
Pewarta: Suparman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: