Pemuda pecandu bensin perlu penanganan medis
4 Februari 2015 23:24 WIB
ilustrasi Pembuatan Kios Pertamini Seorang pekerja menyelesaikan pembuatan kios penjualan bahan bakar minyak (BBM) eceran Pertamini di Bengkel Karya Teknik Bersama Manggarai, Jakarta, Senin (2/2). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A) ()
Koba (ANTARA News) - Wakil Bupati Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Patrianusa Sjahrun mengatakan, Salamun (18) warga Pasir Garam, Kecamatan Simpangkatis, membutuhkan penanganan medis untuk menghilangkan kecanduan mengonsumsi bahan bakar minyak jenis bensin.
"Saya sudah melihat kondisi pemuda tersebut, ini pertama kali saya melihat kasus ketergantungan atau kecanduan bensin," ujarnya di Koba, Rabu.
Menurut dia, pemuda tersebut harus dibawa ke psikiater atau dilakukan penanganan medis secara serius karena kebiasaan menghirup aroma dan meminum besin jelas berdampak terhadap kesehatannya.
"Saya sempat berbincang dengan Salamun, sepanjang pembicaraan tidak ada masalah dengan syarafnya. Salamun bicara seperti pemuda normal lainnya, namun kondisi fisiknya lemah," ujarnya.
Patrianusa sudah memerintahkan tim medis untuk menangani kebiasaan buruk pemuda tersebut, sebelum membahayakan bagi kesehatannya.
"Ketergantungannya terhadap bensin sangat tinggi, bahkan tidak memiliki semangat hidup jika dalam sehari tidak mengonsumsi dan menghirup aroma bensin," ujarnya.
Bahkan kata dia, pemuda pecandu bensin itu tidak jarang mencuri bensin di dalam tangki kendaraan orang untuk bisa mendapatkan barang tersebut.
"Tingkat kecanduannya terhadap bensin sudah tinggi, kasihan juga melihatnya maka perlu penanganan medis untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut," ujarnya.
Sementara Salamun mengaku, kecenderungan dirinya mengonsumsi bensin sudah berlangsung lama dan hingga sekarang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari.
Salamun mengaku tidak memiliki semangat hidup tanpa mengonsumsi bensin, sehingga beberapa liter bensin selalu dicari setiap harinya.
Ia mengaku tidak hanya dirinya, tetapi ada sejumlah pemuda lainnya yang juga menjadi pecandu bensin.
Awalnya hanya ikut-ikutan saja, namun kemudian menjadi ketergantungan dan kebutuhan setiap hari.
"Saya sudah melihat kondisi pemuda tersebut, ini pertama kali saya melihat kasus ketergantungan atau kecanduan bensin," ujarnya di Koba, Rabu.
Menurut dia, pemuda tersebut harus dibawa ke psikiater atau dilakukan penanganan medis secara serius karena kebiasaan menghirup aroma dan meminum besin jelas berdampak terhadap kesehatannya.
"Saya sempat berbincang dengan Salamun, sepanjang pembicaraan tidak ada masalah dengan syarafnya. Salamun bicara seperti pemuda normal lainnya, namun kondisi fisiknya lemah," ujarnya.
Patrianusa sudah memerintahkan tim medis untuk menangani kebiasaan buruk pemuda tersebut, sebelum membahayakan bagi kesehatannya.
"Ketergantungannya terhadap bensin sangat tinggi, bahkan tidak memiliki semangat hidup jika dalam sehari tidak mengonsumsi dan menghirup aroma bensin," ujarnya.
Bahkan kata dia, pemuda pecandu bensin itu tidak jarang mencuri bensin di dalam tangki kendaraan orang untuk bisa mendapatkan barang tersebut.
"Tingkat kecanduannya terhadap bensin sudah tinggi, kasihan juga melihatnya maka perlu penanganan medis untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut," ujarnya.
Sementara Salamun mengaku, kecenderungan dirinya mengonsumsi bensin sudah berlangsung lama dan hingga sekarang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari.
Salamun mengaku tidak memiliki semangat hidup tanpa mengonsumsi bensin, sehingga beberapa liter bensin selalu dicari setiap harinya.
Ia mengaku tidak hanya dirinya, tetapi ada sejumlah pemuda lainnya yang juga menjadi pecandu bensin.
Awalnya hanya ikut-ikutan saja, namun kemudian menjadi ketergantungan dan kebutuhan setiap hari.
Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: