Lubuk Basung (ANTARA News) - Sekitar 16,5 ton ikan keramba jaring apung di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mati mendadak akibat kadar oksigen berkurang di dasar perairan danau vulkanik itu sejak 27 Januari hingga 3 Februari 2015.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Agam, Ermanto, di Lubuk Basung, Rabu, mengatakan bahwa sekitar 16,5 ton ikan ini mati mendadak di daerah Gasan dan Koto Kaciak dengan jumlah sekitar 10 unit keramba jaring apung.

"Ini informasi yang saya perolah dari penyuluh perikanan yang ada di Kecamatan Tanjung Raya," ujarnya.

Akibatnya, petani mengalami kerugian sekitar Rp363 juta, karena harga ikan Rp22.000 per kilogram.

Ia menambahkan kematian ikan secara mendadak ini akibat kadar oksigen berkurang di perairan Danau Maninjau, setelah angin kencang melanda daerah itu.

Dengan kondisi ini, ikan yang ada di keramba jaring apung menjadi pusing dan beberapa jam setelah itu ikan langsung mati.

Untuk mengatasi kerugian cukup besar, petani harus melakukan panen dini ikan yang siap panen, mengurangi memberikan pakan ikan, mengurangi tebar benih.

"Sebelumnya kami telah mengingatkan petani agar tidak melakukan aktivitas budidaya untuk sementara waktu," ujarnya.

Ia menambahkan kematian ikan keramba jaring apung ini merupakan yang pertama pada 2015. Sementara pada 2014 sebanyak 1.087,38 ton, pada 2013 sebanyak delapan ton, pada 2012 sebanyak 300 ton, pada 2011 sebanyak 500 ton dan 2010 sebanyak 500 ton.

Tempat terpisah, Bupati Agam, Indra Catri menambahkan pemerintah setempat terus mengingatkan kepada masyarakat agar tidak melakukan budidaya ikan pada akhir dan awal tahun.

Namun petani tetap melakukan aktivitas budidaya ikan, sehingga ikan mereka mati mendadak dan mereka mengalami kerugian.

"Dari pengalaman kematian ikan, petani harus jeda untuk melakukan budidaya ikan pada awal dan akhir tahun," katanya.