Amman, Jordania (ANTARA News) - Pembalasan habis-habisan kontan dilakukan Jordania dengan menghukum mati dua jihadis tahanannya, Rabu subuh. Ini adalah satu wujud pembalasan atas pembunuhan secara sangat keji terhadap pilot tempur Jordania yang dibakar hidup-hidup kelompok militan Negara Islam Islam (IS).

Seorang pilot perempuan yang gagal melakukan bom bunuh diri, Sajida al-Rishawi, dan anggota Al Qaida Irak, Ziad al-Karboli, dihukum gantung pada pukul empat pagi waktu setempat, kata juru bicara pemerintah Mohammad al-Momani.

Sebuah sumber di pihak keamanan mengatakan hukuman mati itu dilakukan di penjara Swaga di selatan ibukota Amman dengan dihadiri petugas hukum Islam.

Jordania berjanji akan mulai menghukum mati para esktrimis yang sudah masuh dalam daftar pidana mati sebagai tanggapan atas pembunuhan terhadap pilotnya, Maaz al-Kassasbeh, yang tertangkap Negara Islam (IS) ketika pesawatnya jatuh di Suriah, Desember lalu.

Rishawi, 44, dijatuhi hukuman mati atas keterlibatannya dalam serangan mematikan di Amman pada 2005 dan IS menjanjikan akan menyelamatkan nyawa Kassasbeh serta membebaskan dua tawanan Jepang --yang sudah dipancung-- bila pilot perempuan itu dibebaskan.

Karboli juga dijatuhi hukuman mati pada 2007 atas dakwaan terorisme termasuk membunuh seorang warga Jordania di Irak.

Jordania pada Selasa bersumpah akan menuntut balas pembunuhan terhadap Kassasbeh, beberapa jam setelah rekaman video mengerikan tentang pilot F-16 berusia 26 tahun itu berada di dalam kerangkeng yang terbakar, beredar di dunia maya.

Video --yang paling mengerikan dari serangkatan rekaman pembunuhan para tawanan IS-- memicu reaksi global dan upaya-upaya internasional untuk memerangi gerakan ekstrimis Suni.

Jordania, sekutu penting Washington di Timur Tengah adalah salah satu dari lima negara Arab yang bergabung dalam koalisi pimpinan AS yang melancarkan serangan udara melawan IS di Suriah dan Irak.

Pembunuhan Keji
Raja Jordania, Abdullah II, yang sedang berkunjung ke Washington saat rekaman video itu beredar, memberikan pidato dalam rekaman televisi ditujukan ke bangsanya yang sedang terkejut dan sakit hati.

Raja yang juga tokoh militer menyebut Kassasbeh sebagai seorang pahlawan dan ia berjanji akan memerangi IS.

Tentara dan pemerintah bersumpah melakukan tindakan atas pembunuhan pilot itu dan Momani mengatakan, "Jordania akan menanggapinya dengan luar biasa".

"Siapa pun yang meragukan kesatuan rakyat Jordania, kami akan membuktikan bahwa Anda keliru."

Presidan Amerika Serikat, Barack Obama, yang menjadi tuan rumah Raja Abdullah II, di Ruang Oval Gedung Putih, mengecaman pembunuhan sangat sadis itu.