DIY ajukan 17 SMK selenggarakan UN "online"
3 Februari 2015 20:06 WIB
ilustrasi--Sejumlah pelajar dari beberapa sekolah merayakan perubahan sistem Ujian Nasional di Taman Alun-alun Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/1). Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan merubah sistem Ujian Nasional yang bukan sebagai syarat kelulusan sekolah, tetapi hanya menjadi pemerataan pendidikan disambut baik para pelajar di Bandung. (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengajukan 17 Sekolah Menengah Kejuruan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai penyelenggara Ujian Nasional 2015 berbasis komputer atau online.
"Hanya 17 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang kami ajukan ke pusat untuk diverifikasi," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kadarmanta Baskara Aji di Yogyakarta, Selasa.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merintis Ujian Nasional (UN) berbasis komputer yang direncanakan akan dilangsungkan di 862 sekolah di Tanah Air mulai 2015.
Terkait dengan rencana itu, Baskara mengatakan, sebelumnya Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud telah menunjuk 24 sekolah yang terdiri atas SMP, SMA, dan SMK di DIY. Namun setelah dilakukan peninjauan ulang oleh Disdikpora setempat hanya diusulkan 17 SMK.
Menurut Baskara, 17 SMK yang tersebar di lima kabupaten/kota di DIY dianggap layak karena memiliki jumlah perangkat komputer serta internet yang memadai untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam mengikuti UN online yang dilaksanakan dalam tiga sesi itu.
"Itu pun kami pilih SMK yang memang memiliki kejuruan komputer," kata dia.
Sementara untuk SMP serta SMA di daerah ini, menurut dia, secara kesluruhan telah memiliki fasilitas komputer dan internet, namun jumlahnya belum memadai untuk memenuhi kebutuhan seluruh siswa.
"Rata-rata SMP serta SMA paling banyak memiliki 40 unit komputer, kalau dilakukan tiga sesi berarti hanya mencukupi untuk 120 siswa. Sementara yang akan mengikuti UN ada 400 siswa per sekolah," kata dia.
Kendati demikian, menurut Baskara, kepastian 17 SMK dapat mengikuti UN online, masih menunggu hasil verifikasi dari pusat yang hingga saat ini masih berlangsung.
"Hasil verifikasi keluar maksimal menjelang Mei-April saat pelaksanaan UN," kata Baskara Aji.
"Hanya 17 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang kami ajukan ke pusat untuk diverifikasi," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kadarmanta Baskara Aji di Yogyakarta, Selasa.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merintis Ujian Nasional (UN) berbasis komputer yang direncanakan akan dilangsungkan di 862 sekolah di Tanah Air mulai 2015.
Terkait dengan rencana itu, Baskara mengatakan, sebelumnya Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud telah menunjuk 24 sekolah yang terdiri atas SMP, SMA, dan SMK di DIY. Namun setelah dilakukan peninjauan ulang oleh Disdikpora setempat hanya diusulkan 17 SMK.
Menurut Baskara, 17 SMK yang tersebar di lima kabupaten/kota di DIY dianggap layak karena memiliki jumlah perangkat komputer serta internet yang memadai untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam mengikuti UN online yang dilaksanakan dalam tiga sesi itu.
"Itu pun kami pilih SMK yang memang memiliki kejuruan komputer," kata dia.
Sementara untuk SMP serta SMA di daerah ini, menurut dia, secara kesluruhan telah memiliki fasilitas komputer dan internet, namun jumlahnya belum memadai untuk memenuhi kebutuhan seluruh siswa.
"Rata-rata SMP serta SMA paling banyak memiliki 40 unit komputer, kalau dilakukan tiga sesi berarti hanya mencukupi untuk 120 siswa. Sementara yang akan mengikuti UN ada 400 siswa per sekolah," kata dia.
Kendati demikian, menurut Baskara, kepastian 17 SMK dapat mengikuti UN online, masih menunggu hasil verifikasi dari pusat yang hingga saat ini masih berlangsung.
"Hasil verifikasi keluar maksimal menjelang Mei-April saat pelaksanaan UN," kata Baskara Aji.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: