Jakarta (ANTARA News) - Industri dalam negeri siap berkontribusi dalam membangun program kelistrikan 35.000 megawatt dalam jangka waktu lima tahun dalam menyediakan ketel uap untuk pembangkit listrik tenaga uap, biomassa dan geotermal.

"Kalau dari segi kemampuan kami bisa dan siap. Justru itu kami menemui Menteri Perindustrian Saleh Husin untuk menyampaikan hal ini," ujar Ketua Umum Asosiasi Ketel Uap dan Bejana Bertekanan Indonesia (AKUBBI) Eko Sulianto di Jakarta, Senin.

Eko mengatakan, industri dalam negeri mampu menyediakan komponen ketel untuk pembangkit listrik hingga 1.000 megawatt.

Bahkan, lanjutnya, industri dalam negeri mampu mengekspor hingga 1.000 megawatt ke beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Eropa, Afrika dan Timur Tengah, karena memiliki daya saing yang tinggi.

Menurut dia, produk ketel uap buatan industri dalam negeri telah memiliki standar ekspor ASME sehingga laik ekspor.

"Dari sisi kualitas, industri dalam negeri itu mampu, kenapa standar kualitas untuk pembangkit sudah mengacu ASME standard. Kalau sudah memenuhi itu, artinya kami memenuhi standar ekspor," ujar Eko.

Eko berharap, pemerintah akan melibatkan kesiapan industri dalam negeri tersebut dalam mewujudkan program 35.000 megawatt.

"Kami harap bahwa kemampuan ini bisa termanfaatkan untuk proyek-proyek kelistrikan 35.000 megawatt. Dan, supaya ada kontinuitas keberpihakan industri dalam negeri terhadap perkembangan kelistrikan maupun penunjang daripada industri lainnya dalam konteks energi," ujar Eko.