11 rumah di lereng Bromo tertimbun longsor
1 Februari 2015 22:29 WIB
Puluhan warga melakukan gotong royong membersihkan tanah longsor yang menutupi jalur menuju wisata Gunung Bromo di Desa Wonokitri, Tosari, Jatim, Minggu (1/2/15). Kawasan wisata Gunung Bromo terjadi longsor dibeberapa titik, yang diakibatkan guyuran hujan selama tiga jam dengan itensitas tinggi. (ANTARA FOTO/Adhitya Hendra)
Pasuruan (ANTARA News) - Sebanyak 11 rumah warga di lereng Gunung Bromo di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur tertimbun longsor akibat curah hujan yang tinggi disertai angin selama kurang lebih dua hingga tiga jam.
"Ada sebelas rumah yang tertimpa longsor di empat desa yakni dua rumah di Desa Wonikitri, lima rumah di Desa Tosari, satu rumah di Desa Sedaeng, dan tiga rumah di Desa Podokoyo," kata Camat Tosari, Teguh Winarto ketika ditemui di lokasi, Minggu.
Ia mengatakan tidak ada korban jiwa dalam bencana longsor tersebut, namun hanya kerusakan materiil pada rumah warga serta lahan kentang seluas kurang lebih 1,5 hektare dengan usia dua bulan atau dalam kondisi 50 persen siap panen.
"Kerugian total lahan sekitar Rp40 juta tanaman kentang, sedangkan total kerugian rumah sekitar Rp25 juta. Pihak dari Kapolsek, Koramil, BPBD sudah mendata rumah yang terkena longsor tersebut," ungkapnya.
Secara terpisah Kepala Dusun Ledoksari, Desa Tosari, Hendrik Purwanto menjelaskan kejadian ini bermula curah hujan yang tinggi disertai angin selama tiga hingga empat jam, sehingga menyebabkan tebing longsor karena tidak mampu menahan derasnya aliran air disertai tanah.
"Tebing longsor kemudian menuju ke dataran yang lebih rendah, sehingga rumah-rumah warga inilah yang kemudian terkena longsoran tebing tersebut," ujarnya.
Sementara itu, salah satu warga yang juga menjadi korban longsor, Reso mengungkapkan, kamar tidur rumahnya amblas terkena longsoran tebing yang mengakibatkan ia harus beristirahat di ruang tamunya.
"Saya beserta istri saya, Tinasih terpaksa harus beristirahat di ruang tamu karena kamar tidur saya terkena longsor," kata lelaki usia 70 tahun tersebut dengan bahasa Jawa.
"Ada sebelas rumah yang tertimpa longsor di empat desa yakni dua rumah di Desa Wonikitri, lima rumah di Desa Tosari, satu rumah di Desa Sedaeng, dan tiga rumah di Desa Podokoyo," kata Camat Tosari, Teguh Winarto ketika ditemui di lokasi, Minggu.
Ia mengatakan tidak ada korban jiwa dalam bencana longsor tersebut, namun hanya kerusakan materiil pada rumah warga serta lahan kentang seluas kurang lebih 1,5 hektare dengan usia dua bulan atau dalam kondisi 50 persen siap panen.
"Kerugian total lahan sekitar Rp40 juta tanaman kentang, sedangkan total kerugian rumah sekitar Rp25 juta. Pihak dari Kapolsek, Koramil, BPBD sudah mendata rumah yang terkena longsor tersebut," ungkapnya.
Secara terpisah Kepala Dusun Ledoksari, Desa Tosari, Hendrik Purwanto menjelaskan kejadian ini bermula curah hujan yang tinggi disertai angin selama tiga hingga empat jam, sehingga menyebabkan tebing longsor karena tidak mampu menahan derasnya aliran air disertai tanah.
"Tebing longsor kemudian menuju ke dataran yang lebih rendah, sehingga rumah-rumah warga inilah yang kemudian terkena longsoran tebing tersebut," ujarnya.
Sementara itu, salah satu warga yang juga menjadi korban longsor, Reso mengungkapkan, kamar tidur rumahnya amblas terkena longsoran tebing yang mengakibatkan ia harus beristirahat di ruang tamunya.
"Saya beserta istri saya, Tinasih terpaksa harus beristirahat di ruang tamu karena kamar tidur saya terkena longsor," kata lelaki usia 70 tahun tersebut dengan bahasa Jawa.
Pewarta: Zumrotun Solichah/Laily Widya Arishandi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: