Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar mengatakan, istri Dulmatin, tersangka militan asal Indonesia, yang dideportasi Pemerintah Filipina, Kamis segera diserahkan kepada pihak keluarga bersangkutan. Sementara Dulmatin diduga masih diburu dan diperkirakan bersembunyi di Pulau Jolo, Filipina barat daya, katanya, usai melayat ke rumah duka almarhum Edi Sudrajat di Jakarta, Jumat malam. "Langsung kita serahkan kepada keluarganya," ungkap Syamsir singkat. Ditanya tentang informasi terbaru keberadaan Dulmatin, ia mengatakan, hingga kini pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Filipina. "Tentu hasilnya tidak bisa dong saya ungkap di sini. Tetapi yang jelas, kami terus dalami dengan berkoordinasi dengan negara terkait," ujarnya. Mengenai tingkat ancaman terorisme di Indonesia, Syamir mengatakan, meski kecenderungannya menurun, tetapi potensi ancaman tetap ada. "Jadi harus, tetap kita waspadai," katanya. Bersama dua anaknya, istri Dulmatin, Istiada Oemar Sovie, dipulangkan ke Indonesia. Itu terjadi hampir dua bulan setelah mereka ditangkap di sebuah tempat persembunyian kaum pemberontak di Pulau Jolo. Menurut Kepala Kantor Imigrasi Filipina Alipio Fernandez, Istiada Oemar Sovie dan kedua anak laki-lakinya akan diserahterimakan kepada Pemerintah Indonesia begitu tiba di Jakarta. Belum jelas apakah di Indonesia Istiada akan dituntut ke pengadilan. Nyonya Istiada dikabarkan meninggalkan empat anaknya yang lain, yang diasuh oleh sebuah keluarga Filipina di Jolo. Ia ditangkap bersama dua anaknya di Jolo sekitar dua bulan silam. Ketika itu Filipina, dengan dukungan Amerika Serikat (AS), tengah menggelar operasi militer besar-besaran dalam rangka memburu Dulmatin, suaminya, dan Umar Patek, yang juga diduga anggota Kelompok Jemaah Islamiyah. Dulmatin dan Umar Patek sendiri oleh AS diyakini sebagai kepanjangan tangan Al Qaeda di Asia Tenggara. Keduanya diburu sebagai tersangka perakit dan pelaku peledakan bom Bali pada 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang. Ketika itu, jajaran intelijen polisi kedua negara bahu-membahu membantu 6.000 tentara Filipina yang memburu Dulmatin dan Umar Patek. Keduanya telah berbulan-bulan buron dan bersembunyi di Jolo, pulau terpencil di Filipina bagian barat daya.(*)