Presiden minta Jateng produksi beras 2 juta ton
31 Januari 2015 18:43 WIB
Kunjungan Jokowi Ke Ngawi - Dalam kunjungan kerjanya ke Ngawi, Presiden Joko Widodo menyerahkan bantuan 852 unit traktor dan 337 unit mesin pompa air kepada kelompok tani di Jatim serta melakukan peninjauan dam di Desa Legundi, Kecamatan Karangjati. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)
Sukoharjo (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar para petani di Jawa Tengah tetap bersemangat menuju swasembada beras dengan meningkatkan produksinya mampu mencapai 2 juta ton pada tiga tahun ke depan.
"Saya minta para petani sebagai ujung tombaknya menuju swasembada beras pada tiga tahun ke depan," kata Presiden Jokowi, disela acara memberikan bantuan seribuan unit mesin hand traktor dan tanam tanaman padi, di Desa Sonorejo, Sukoharjo, Jateng, Sabtu petang.
Menurut Presiden, Provinsi Jateng saat ini mendapatkan bantuan dari Pemerintah sekitar seribuan unit mesin traktor, dan tanam padi. Kementerian Pertamian bulan depan akan menambah bantuan sebanyak 6.000 unit hand traktor.
Presiden yang didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, berharap dengan alat pendukung produksi beras tersebut Jateng mampu meningkatkan hingga dua juta ton pangan.
Selain itu, Pemerintah juga akan memperbaiki sistem irigasi, pengelolaan pupuk, dan perbaikan waduk atau bendungan untuk mendukung produksi beras menuju swasembada pangan.
Pemerintah mendukung irigasi teknis dengan perbaikan waduk dan pembangunan bendungan baru di Indonesia totalnya ada 49 seperti di Ngawi Jawa Timur, selesai dengan cepat. Dengan kerja cepat seperti itu, apa yang ditargetkan bisa tercapai.
"Setelah beras, ke depan juga komuditas pertanian lainnya seperti kedelai, dan jagung. Jika Jateng berhasil pemerintah akan memberikan bantuan lagi kepada para petani," kata Presiden.
Menurut Presiden, Pemerintah tidak mau mendengar lagi keluhan para petani yang menyatakan pupuknya terlambat. Hal ini, diJawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, semua keluhannya sama bilang pupuk terlambat.
Jika pupuk masih terjadi keterlambatan, kata Jokowi, Direktur Utama yang mengelola pendistribusian bisa dicopot. Presiden tidak mau lagi mendengar keluhan petani bahwa pupuknya terlambat.
"Kami malu saat bertemu dengan Presiden Vietnam, kapan Indonesia minta impor beras lagi. Kita tiga tahun ke depan gantian yang impor beras ke negara lain," kata Jokowi menegaskan.
Sementara Presiden Jokowi sebelumnya juga memberikan bantuan sebanyak 1.300 unit hand traktor kepada para petani di Jatim, yang dipusatkan di Kabupaten Ngawi.
"Kami dua tiga pekan lagi akan mengecek ke petani apakah bantuan alat mesin produksi itu, digunakan atau tidak. Target swasembada pangan harus ditercapai," kata Jokowi saat memberikan kepada para petani di Sukoharjo.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015
Tags: