Sydney (ANTARA News) - Australia akan berusaha keras menguji pertahanan paling menyengat pada Piala Asia esok Sabtu ketika mereka menghadapi Korea Selatan pada final turnamen ini yang mempertemukan dua tim kelas kakap di kawasan ini.

Socceroos berusaha keras memenangi gelar juara Asia pertamanya di dalam negeri, namun sebelum melakukan itu mereka harus mencari cara untuk bisa melalui barisan pertahanan Korea yang sampai detik ini pada turnamen tersebut tidak pernah kebobolan satu pun gol.

Siapa dari kedua tim yang akan berkilap, manakala Australia memburu mahkota juara Asia setelah meninggalkan Oseania pada 2006 dan Korea Selatan yang berusaha mengakhiri kesialannya dalam 55 tahun terakhir.

Menjadi runner up di bawah Jepang pada 2011, Australia telah menjaringkan 12 gol dalam lima pertandingan dan mereka difavoritkan juara kendati pernah kalah 0-1 dari Korea Selatan pada fase grup.

Pelatih Ange Postecoglou sampai harus mengistirahatkan si jimat Tim Cahill demi laga final itu. Dia kehilangan kapten Mile Jedinak karena cedera.

"Yang akan menang adalah tim yang mampu mengatasi apa pun yang terjadi, karena final tidak pernah berjalan sesuai skenario," kata dia.

Cahill yang sudah mencetak tiga gol yang salah satunya dari tendangan bebas spektakuler pada perempat final melawan Tiongkok, akan menjadi ujung tombakpada salah satu pertandingan paling besar dalam sejarah sepak bola Australia itu.

"Semoga saya bisa menjadi poin yang menentukan," kata mantan pemain depan Everton ini.

Sebaliknya Korea Selatan akan berharap banyak pada si golden boy Son Heung-Min demi merebut gelar juara Asia pertama mereka sejak 1960.

Paceklik gelar Asia adalah anomali bagi Korea Selatan yang malah pernah menjadi semifinalis Piala Dunia 2002, namun mereka berhasil mencapai final pertama dalam 27 tahun terakhir kendati tim dibelit cedera dan flu sehingga memaksa tim medisnya bekerja di luar bebannya.

"Sudah terlalu lama bagi Korea menunggu menjadi juara," kata kapten Ki Sung-yueng yang menjadi pemain berpengaruh setelah Korea Selatan kehilangan duo dinamis Lee Chung-Yong dan Koo Ja-Cheol pada fase grup.

"Kami tampil tanpa beban pada laga ini, mungkin Australialah yang lebih tertekan ketimbang kami. Saya bilang kepada para pemain bahwa ini peluang besar, mungkin sekali dalam seumur hidup, untuk menjadi juara Piala Asia sehingga semua siap untuk esok."

Korea Selatan adalah tim pertama yang lolos ke final tanpa kebobolan sejak Iran melakukannya pada 1976, namun ketangguhan mereka akan diuji oleh barisan depan Australia yang eksplosif di depan 80.000 pendukugnya di Sydney dan ditonton 80 juta orang di seluruh dunia.

"Jika kami bisa mengendalikan syaraf kami maka kami punya segala kemungkinan untuk menang," kata pelatih Korea Selatan yang asal Jerman, Uli Stielike, seperti dikutip AFP.