Denpasar (ANTARA News) - Atlet ganda putra pelatnas Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Fajar Alfian mengaku grogi saat bermain bersama pebulutangkis ganda putra Korea Selatan Lee Yong-dae dalam semifinal Djarum Superliga Badminton 2015 di GOR Lila Bhuana Denpasar Bali, Jumat.

"Saat masuk lapangan para pendukung berteriak-teriak untuk Lee. Saya sempat minder, grogi pasti ada. Tapi, kapan lagi," kata Fajar yang bermain untuk Musica Champion Kudus, selepas pertandingan.

Atlet klub bulu tangkis SGS PLN Bandung itu mengatakan Yong-dae banyak membimbingnya saat mengalahkan ganda Tonami Jepang Noriyatsu Hirata/Hirokatsu Hashimoto 21-13, 19-21, 21-16 dalam pertandingan selama satu jam 20 menit.

"Pada game kedua kami kalah angin sehigga sulit dapat poin. Kami berkomunikasi dengan Bahasa Inggris meski sedikit-sedikit," kata Fajar.

Atlet berusia 19 tahun itu memetik pelajaran tentang kesabaran dalam bermain saat bertanding bersama Yong-dae, terutama saat mereka kalah angin dan lebih banyak bertahan.

"Kalau kalah angin, Lee minta saya untuk bertahan. Saat menang angin, dia minta saya banyak menunggu bola," kata atlet yang juga mengidolakan Lee Yong-dae dan Hendra Setiawan itu.

Fajar mengaku terus berganti posisi dengan Yong-dae pada game pertama dan game kedua saat melawan Noriyatsu/Hirokatsu karena keduanya terbiasa bermain di depan.

Atlet yang melanjutkan pendidikan pada Fakulatas Geografi Universitas Bale Bandung itu berusaha meraih peringkat 30 besar dunia bersama Muhammad Rian Ardianto.

Sementara, Lee Yong-dae menilai Fajar mempunyai kekuatan dalam menyerang dan bertahan saat bertanding selain kekuatan kekompakan.

"Dia mungkin akan menjadi pemain peringkat atas di dunia jika terus berlatih dan bertanding. Tapi, dia harus punya kekuatan fisik dan kontrol permainan yang lebih," kata Yong-dae.