Palembang (ANTARA News) - Ketua Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia Riza Ali mengatakan media massa sangat berperan dalam mempopulerkan olahraga tinju di masyarakat dalam satu dekade terakhir.
"Ketika saya masuk menjadi pengurus Pertina di era tahun 80-an hanya ada sekitar 80 atlet yang benar-benar berlatih sebagai petinju amatir. Namun, data terakhir sungguh menyejutkan karena sudah berubah menjadi 4.000 orang. Ini berkat media massa," kata Reza di Palembang, Kamis, seusai beraudiensi dengan Gubernur Sumsel Alex Noerdin terkait pelaksanaan Piala Presiden.
Ia mengemukakan, media massa telah menjadikan tinju sebagai salah satu olahraga favorit selain sepak bola, tenis, dan bola basket.
Beberapa stasiun televisi berani membuat tanyangan khusus yang menyajikan pertandingan tinju kelas dunia secara langsung.
"Bahkan, pertandingan tinju nasional seperti Chris Jhon selalu disiarkan secara langsung," kata dia.
Menurutnya, media sangat berperan dalam mengangkat gengsi olahraga tinju di tengah masyarakat, sehingga minat untuk menggeluti olahraga amatir semakin tinggi.
"Sebagian besar petinju berasal dari keluarga miskin. Mereka ini merupakan golongan masyarakat yang merasakan suatu kebanggaan luar biasa apabila kemenangannya diekspose oleh media. Ini yang mungkin tidak disadari oleh media betapa telah membantu Pertina," ujar dia.
Oleh karena itu, Pertina tidak terlalu khawatir bakal kekurangan atlet pada masa mendatang meskipun petinju andalan Chris Jhon sudah memutuskan pensiun, dan pelapis petinju amatir Daud Jordan belum didapatkan hingga kini.
"Harus diakui, petinju di bawah Daud Jordan masih jauh. Tapi, Pertina optimistis bakal didapatkan penggantinya, karena olahraga ini semakin populer di masyarakat. Suatu saat pasti muncul," kata dia.
Pertina catat ada 4.000 petinju amatir
29 Januari 2015 19:18 WIB
ilustrasi--olahraga tinju. (ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan)
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: