Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi bergerak melemah sebesar 44 poin menjadi Rp12.529 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.485 per dolar AS.
"Rupiah bergerak melemah bersama mata uang di kawasan Asia lainnya seiring dengan pernyataan the Fed yang cukup puas dengan pemulihan ekonomi Amerika Serikat," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.
Kendati demikian, lanjut dia, penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia cenderung terbatas disebabkan inflasi AS yang masih cenderung rendah, situasi itu akan menahan tingkat suku bunga the Fed tidak akan dinaikan dalam waktu dekat.
"Itu berarti masih ada peluang bagi rupiah kembali ke area positif karena external shock masih kecil ke depannya," katanya.
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa the Fed juga khawatir dengan perekonomian global yang cenderung melambat karena dapat mengganggu laju perbaikan ekonomi AS ke depannya.
Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa pergerakan rupiah sempat mendatar, namun sinyal the Fed untuk menunda kenaikan suku bunganya yang kembali muncul seiring belum tercapainya target inflasi AS akan menahan laju dolar AS, maka potensi rupiah berbalik menguat cukup terbuka.
Sentimen lainnya, menurut dia, kebijakan bank sentral Eropa (ECB) yang akan mengeluarkan stimulus keuangannya akan mendorong likuiditas keuangan meningkat, kondisi itu bisa menjadi sentimen positif bagi nilai tukar rupiah.
"Negara-negara berkembang termasuk Indonesia yang masih memiliki potensi pertumbuhan akan mendapatkan dampak positif dari kebijakan ECB itu," katanya.
Rupiah kamis pagi melemah menjadi Rp12.529
29 Januari 2015 10:09 WIB
nilai tukar rupiah
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: