Jakarta (ANTARA News) - Komisi XI DPR Muhammad Misbakhun mempertanyakan usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) melalui pola "right issue" sebesar Rp5,6 triliun kepada PT Bank Mandiri Tbk pada RAPBN-P 2015.

"Tidak ada urgensi bahwa Mandiri harus disuntik modal. Mandiri itu merupakan bank besar jadi harus mampu mencari pendanaan sendiri bukan lewat PMN," kata Misbakhun, di sela Rapat Kerja Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan dan Menteri BUMN, di Gedung MPR/DPR-RI, Jakarta, Rabu.

Menurut Misbakhun, usulan Bank Mandiri mendapatkan fasilitas PMN merupakan angan-angan yang terlalu dibuat-buat, karena bank ini masih memiliki utang dalam bentuk obligasi rekap dalam jumlah besar.

"Mandiri ingin masuk dalam jajaran bank terbesar di kawasan ASEAN dengan masuk menjadi Qualified ASEAN Bank (QAB), tapi tidak menggunakan daya kreativitas dan imajinasi direksinya dengan meminta suntikan dari negara," kata politisi dari Fraksi Golkar ini.

Senada dengan itu, anggota Komisi XI Andreas Eddy Susetyo dari Fraksi PDIP mengatakan usulan PMN kepada Bank Mandiri cenderung dipaksakan.

"Di satu sisi Bank Mandiri diputuskan tidak menyetor dividen pada 2015, di sisi lain mendapat kucuran dana. Ini langkah yang tidak produktif," ujarnya.

Ia menjelaskan, PMN sebagai tambahan modal hingga Rp9,3 triliun akan percuma karena permodalan bank-bank di regional ASEAN jauh lebih kuat.

"Bank Mandiri tidak bakal mengalahkan mereka karena size bank-bank ASEAN sangat besar," ujarnya.

Untuk itu ditambahkan Andreas, seharusnya Pemerintah menjalankan roadmap konsolidasi Bank BUMN yang menggabungkan Bank Mandiri dengan Bank BNI.

"Jika ini digabung sudah pasti modalnya akan jauh lebih besar," tegasnya.

Namun Menteri BUMN Rini M Soemarno mengatakan terkait rencana right issue Bank Mandiri merupakan langkah penting menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN akhir tahun 2015.

Masing-masing negara mengusung Qualified ASEAN Bank dengan syarat memenuhi rasio capital adequacy ratio (CAR) sebesar Rp17,5 triliun.

Bank Mandiri dengan modal Rp91,74 triliun pada kuartal III/2014, menduduki peringkat 9. Dengan right issue akan meningkat menjadi rangking 7 di ASEAN.