Satu jenazah AirAsia berusia 11 tahun teridentifikasi
28 Januari 2015 17:17 WIB
Evakuasi 4 Jenazah Airasia QZ 8501. Tim Penyelam TNI AL yang tergabung dalam operasi pencarian dan evakuasi korban pesawat AirAsia QZ-8501 berhasil mengevakuasi lagi 4 jenazah, terdiri dari 3 jenazah perempuan dan 1 jenazah laki-laki dari badan pesawat AirAsia QZ-8501 di perairan Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kotawaringin Kalimantan Tengah, Sabtu (24/1). (ANTARA FOTO/Pool/Adek Berry)
Surabaya (ANTARA News) - Satu jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 berusia 11 tahun teridentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification Polda Jawa Timur, Rabu.
Ketua Tim DVI, Kombespol Budiyono mengatakan, jenazah berlabel B053 itu teridentifikasi bernama Marianne Claudia Ardhi, perempuan berusia 11 tahun, warga Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
"Berdasarkan analisa rekaman CCTV, maka jenazah B053 tidak terbantahkan lagi sebagai Marianne Claudia Ardhi, perempuan, usia 11 tahun, warga Surabaya, Jawa Timur," tegasnya.
Budiyono mengatakan, jenazah Marianne awalnya dikenali lewat pemeriksaan DNA baju korban yang belum dicuci, serta didukung properti berupa celana panjang yang sama persis dengan analisa rekaman awal.
Selain itu, analisa diperkuat juga dengan pemeriksaan menggunakan teknik pencocokan dengan data korban semasa hidup, dan didukung dengan data antropologi yang sesuai dengan jenis kelamin, usia dan tinggi badan.
"Kita juga melakukan pemeriksaan melalui metode primer, yakni pemeriksaan sampel DNA dengan pembanding baju seragam korban yang didapatkan dari rumah korban," ucapnya.
Menurutnya, penggunaan DNA pembanding melalui baju korban yang belum dicuci dikarenakan hal itu adalah satu-satunya cara yang bisa dijadikan untuk mengidentifikasi jenazah korban.
Sementara berdasarkan data penumpang, Marianne menjadi korban bersama seluruh anggota keluarganya yang belum berhasil ditemukan, yang terdiri dari ayahnya bernama Reggy Ardhi, Caroline Harwon Lioe (ibu), Michele Clemency Ardhi dan Jayden Cruze Ardhi (saudara kandung).
Sehingga, untuk mendapat sampel DNA pembanding yang cocok, satu-satunya cara yakni dengan mendatangi rumah korban dan meminta salah satu baju korban yang belum dicuci.
"Saat kejadian, korban bepergian bersama kedua orang tua dan dua saudaranya. Mereka pergi berlima ke Singapura pada 28 Desember 2014 lalu," kata Budiyono.
Dengan teridentifikasi satu jenazah lagi pada hari ke 32 pasca-kecelakaan AirAsia, jumlah jenazah yang teridentifikasi oleh Tim DVI sebanyak 56 korban, sisa 14 jenazah yang belum teridentifikasi, dan masih dalam proses identifikasi.
Ketua Tim DVI, Kombespol Budiyono mengatakan, jenazah berlabel B053 itu teridentifikasi bernama Marianne Claudia Ardhi, perempuan berusia 11 tahun, warga Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
"Berdasarkan analisa rekaman CCTV, maka jenazah B053 tidak terbantahkan lagi sebagai Marianne Claudia Ardhi, perempuan, usia 11 tahun, warga Surabaya, Jawa Timur," tegasnya.
Budiyono mengatakan, jenazah Marianne awalnya dikenali lewat pemeriksaan DNA baju korban yang belum dicuci, serta didukung properti berupa celana panjang yang sama persis dengan analisa rekaman awal.
Selain itu, analisa diperkuat juga dengan pemeriksaan menggunakan teknik pencocokan dengan data korban semasa hidup, dan didukung dengan data antropologi yang sesuai dengan jenis kelamin, usia dan tinggi badan.
"Kita juga melakukan pemeriksaan melalui metode primer, yakni pemeriksaan sampel DNA dengan pembanding baju seragam korban yang didapatkan dari rumah korban," ucapnya.
Menurutnya, penggunaan DNA pembanding melalui baju korban yang belum dicuci dikarenakan hal itu adalah satu-satunya cara yang bisa dijadikan untuk mengidentifikasi jenazah korban.
Sementara berdasarkan data penumpang, Marianne menjadi korban bersama seluruh anggota keluarganya yang belum berhasil ditemukan, yang terdiri dari ayahnya bernama Reggy Ardhi, Caroline Harwon Lioe (ibu), Michele Clemency Ardhi dan Jayden Cruze Ardhi (saudara kandung).
Sehingga, untuk mendapat sampel DNA pembanding yang cocok, satu-satunya cara yakni dengan mendatangi rumah korban dan meminta salah satu baju korban yang belum dicuci.
"Saat kejadian, korban bepergian bersama kedua orang tua dan dua saudaranya. Mereka pergi berlima ke Singapura pada 28 Desember 2014 lalu," kata Budiyono.
Dengan teridentifikasi satu jenazah lagi pada hari ke 32 pasca-kecelakaan AirAsia, jumlah jenazah yang teridentifikasi oleh Tim DVI sebanyak 56 korban, sisa 14 jenazah yang belum teridentifikasi, dan masih dalam proses identifikasi.
Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: