Jakarta, 28 Januari 2015 (Antara) -- Tahun ini akan menjadi tahun yang bersejarah bagi negara-negara di ASEAN sebagai pasar ekonomi tunggal. Berdasarkan data yang dikutip dari McKinsey & Company, ASEAN merupakan wilayah ekonomi terbesar ke-tujuh di dunia yang didukung dengan jumlah populasi mencapai 620 juta orang, dengan PDB sebesar US$ 2,4 Triliun pada 2013, pertumbuhan rata-rata sebesar 6 persen per tahun, pertumbuhan kelas menengah dan aktivitas ekspor yang besar. Melihat potensi tersebut, McKinsey memperkirakan bahwa ASEAN akan menjadi wilayah ekonomi terbesar ke-empat pada 2050. Indonesia diperkirakan akan menjadi negara di ASEAN dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tercepat dengan pertumbuhan rata-rata per tahunnya mencapai 6 persen dari 2014 hingga 2018. [1]
Secara kumulatif, pertumbuhan ini akan berkontribusi pada peluang pasar yang lebih besar dimana para pelaku bisnis harus memantau dan mengubah megatrend yang terjadi di regional maupun global menjadi peluang bisnis. Bila kita melihat Asia-Pasifik secara keseluruhan, megatrend digerakkan oleh pertumbuhan kelas menengah, kebutuhan terhadap efisiensi energi, serta mobilitas dan komunikasi.
Megatren Pertama: Tumbuhnya Kelas Menengah
Pertumbuhan kelas menengah di Asia-Pasifik menciptakan permintaan yang pesat terhadap kualitas produk namun juga diiringi dengan semakin tingginya upah buruh, terutama pada sektor manufaktur. Tantangan terutama bagi pelaku industri saat ini adalah menyediakan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk menjawab berbagai tuntutan persyaratan dan tantangan manufaktur untuk beragam konsumen, memastikan proses produksi berganti dari manual dan bergantung pada tenaga kerja menjadi semi-otomatis, dan akhirnya terotomasi secara menyeluruh dan pada saat yang bersamaan memberikan performa produk yang berkualitas tinggi. Bagi negara seperti Indonesia, dengan potensi sektor manufaktur yang besar, namun masih sangat bergantung pada sumber daya manusia dan penetrasi teknologi yang rendah, tentunya hal ini akan menjadi hambatan yang besar.
Megatren Kedua: Tuntutan terhadap Efisiensi dan Keberlanjutan Energi
Para produsen saling berlomba-lomba untuk menciptakan produk dengan kualitas yang lebih baik dan inovatif untuk memenuhi permintaan konsumen, dan pada saat yang bersamaan harus dapat memilimalisir penggunaan energi dan bahan mentah. Berbagai perusahaan dewasa ini mulai mengurangi dampak lingkungan untuk dapat memenuhi persyaratan yang ada. Para produsen dan pengusaha di Indonesia, yang merupakan salah satu pemain utama di ASEAN Economic Community 2015, menghadapi tantangan untuk menciptakan produk berkualitas tinggi yang mampu bersaing dengan produk lainnya di pasar ASEAN.
Megatren Ketiga: Percepatan Mobilitas dan Komunikasi
Asia-Pasifik dewasa ini merupakan hub pengembangan teknologi dan manufaktur, terutama di industri elektronik untuk konsumen dan juga industri otomotif. Kami melihat permintaan yang solid dan terus meningkat terhadap telepon genggam, handheld devices, layar, lampu, dan teknologi lainnya. Segmen industri tersebut diharapkan mampu menjadi roda penggerak teknologi adhesive. Meningkatnya populasi di pasar negara berkembang di Asia-Pasifik mendorong permintaan yang tinggi terhadap mobil penumpang, kendaraan, dan solusi transportasi umum, seperti kereta berkecepatan tinggi dan pesawat terbang.
Teknologi Adhesive Komponen Yang Kritikal Bagi Sektor Manufaktur
Bagi Henkel, kami percaya kekuatan untuk mewujudkan semua peluang melalui teknologi adhesives. Adhesives merupakan komponen yang kerap kali tidak terlihat namun sangatlah kritikal dalam proses perakitan manufaktur, khususnya pada proses yang mengadopsi teknologi generasi baru. Strategi untuk terus dapat memimpin di produk konsumen dapat dimenangkan dengan cara menciptakan keunggulan pada material produk. Adhesive merupakan faktor tersembunyi yang memungkinkan produsen untuk mengadopsi teknologi terkini, seperti energy efisien, terbarukan, mobile dan aplikatif di berbagai sektor industri.
Sebagai contoh produsen sepatu. Memproduksi satu juta pasang sepatu perbulannya memerlukan 15.000 pekerja. Dengan naiknya upah buruh, terutama di negara-negara Asia seperti Indonesia, merek-merek sepatu ternama di dunia beserta dengan produsennya harus menghadapi kebutuhan untuk mengetatkan kontrol terhadap biaya produksi namun dengan tidak melupakan tuntutan yang tinggi pada standar teknologi keberlanjutan. Henkel Adhesive Technologies memastikan konsumen kami mampu mengotomasi aplikasi industri tersebut untuk memenuhi persyaratan yang ada.
Pembangunan perumahan dan bangunan di Asia Tenggara memilki persyaratan yang cukup rumit dalam hal material, desain, dan kualitas. Untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, produk adhesive kami mampu menguapkan zat-zat organik ke udara tanpa harus menimbulkan bau yang tidak sedap. Terlebih, solusi dari Henkel mampu memotong biaya energi pada sebuah bangunan.
Rangkaian produk kami berfokus pada pengurangan konsumsi energi, emisi CO2, dan limbah selama produksi dan penggunaan beragam produk, mulai dari kemasan, buku dan telepon genggam hingga otomotif dan pesawat terbang.
Peluang Pasar Adhesives di Asia Pasifik
Sebagai pemimpin global di industri ini, Henkel memainkan peran yang penting dalam membawa ide dan inovasi menjadi kenyataan di Indonesia, kawasan lainnya di Asia-Pasifik dan global pada umumnya. Secara global, industri adhesive, sealants, dan functional coatings yang bernilai sebesar 60 juta euro ini merupakan industri yang terspesialisasi dan terfragmen ke dalam 50 segmen berbeda. Sepuluh besar pemain dalam industri ini menguasai 40 persen dari keseluruhan pangsa pasar. Dengan menguasai lebih dari 8 juta euro dari 60 juta euro pangsa pasar industri ini menjadikan Henkel sebagai pemimpin global industri adhesives.
Kawasan Asia-Pasifik merupakan penggerak utama dalam bisnis Henkel secara keseluruhan. China, pasar terbesar kedua, dan Asia Tenggara, kawasan yang sangat penting untuk bisnis Henkel Adhesive Technologies, diprediksi akan terus bertumbuh dengan pesat. Pangsa pasar adhesive di kawasan Asia-Pasifik masih menyimpan potensi yang begitu besar dan akan terus bertumbuh. Pada 2013, Henkel Indonesia sekali lagi memecahkan rekor dengan pertumbuhan sebanyak dua digit pada hasil perjualan bersih.
Henkel menginvestasikan lebih dari 250 juta euro untuk mengembangkan inovasi, terutama pada bisnis teknologi adhesive tiap tahunnya. Kami memiliki 1.600 profesional yang memiliki peran dalam pengembangan inovasi di seluruh dunia, 400 di antara mereka berada di kawasan Asia-Pasifik. Kami juga memiliki tim technical customer service sekitar 350 orang di setiap kawasan. Melalui kerja keras mereka, konsumen kami dapat terintegrasi dalam pengembangan produk dan proses.
Asia-Pasifik menyimpan banyak potensi untuk terus tumbuh dan memimpin perkembangan bagi industri adhesive. Kami tidak hanya mengubah megatren menjadi peluang bisnis, namun juga bekerjasama dengan konsumen untuk memastikan mereka mampu menguasai persaingan dan menciptakan nilai tambah. Semua kerja keras ini mampu mendukung kami untuk mencapai target ambisius kami: penjualan sebesar 20 milyar euro, penjualan sebesar 10 milyar euro di negara-negara berkembang, dan 10 persen CAGR. Henkel, sebagai sebuah perusahaan, telah mencapai perkembangan yang sangat kuat dengan mencapai 5,5 persen pertumbuhan penjualan organik di kawasan Asia-Pasifik. Kami percaya bahwa Henkel Adhesive Technologies dengan posisinya yang signifikan sebagai penyedia solusi terdepan di industri ini mampu memainkan peran yang kritikal dalam meningkatkan teknologi di kawasan ini dan mewujudkan semua peluang.
1. McKinsey & Company, Understanding ASEAN: Seven Things You Need to Know, May 2014
http://www.mckinsey.com/insights/public_sector/understanding_asean_seven_things_you_need_to_know
Mewujudkan Semua Peluang, Memenangkan Asia Pasifik Inovasi dan Megatren Adhesives
28 Januari 2015 11:55 WIB
Henkel Global Head of Innovation Adhesive Technologies, Michael Olosky (Antara/Henkel Indonesia)
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2015
Tags: