Mataram (ANTARA News)- Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, melakukan survei ke arena buah dan sejumlah pasar modern di daerah ini untuk memastikan keberadaan apel dari Amerika yang kabarnya diduga mengandung bakteri mematikan.

"Tadi tim kami sudah melakukan survei ke arena buah Cakranegara, pedagang buah pada beberapa titik, Hypermart dan Hero, namun hasilnya nihil. Tidak ada satupun dari pedagang yang dikunjungi menjual apel impor tersebut," kata Kepala Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kota Mataram Mutawalli di Mataram, Selasa.

Langkah antisipasi itu dilakukan pascaadanya pernyataan dari Menteri Perdagangan yang menyebutkan bahwa ada dua jenis apel impor dari Amerika yang diduga mengandung bakteri dan lima orang telah dinyatakan meninggal, namun kejadian itu terjadi di luar negeri.

"Informasi tentang apel yang diduga mengandung bakteri tersebut pertama kali tersebar melalui sejumlah media sosial. Kendati demikian, kita harus tetap waspada dan antisipasi," ujarnya.

Terkait dengan itu, Mutawalli mengimbau kepada masyarakat untuk sementara tidak mengonsumsi apel impor, karena sejauh ini pihaknya belum dapat memberikan informasi pasti terkait ciri buah apel yang disebut mengandung bakteri tersebut.

"Informasi yang kami terima secara kasat mata bakteri yang terdapat pada apel tidak bisa terlihat dan hanya terlihat dengan penelitian di balai karantina pertanian," katanya.

Akan tetapi, kata dia, untuk lebih amannya sebaiknya masyarakat menghindari dulu konsumsi apel impor. Apalagi saat ini masih banyak apel lokal yang kualitas dan rasanya tidak kalah dengan apel impor.

"Kondisi ini tentu juga bisa menghidupkan para petani buah di daerah," katanya.

Untuk melakukan pengawasan lebih lanjut, DPKP Kota Mataram akan melakukan koordinasi dengan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mataram terkait dengan distribusi penjualan apel tersebut.

Menurutnya, tingkat konsumsi buah secara umum di Kota Mataram cukup tinggi, hal itu terlihat dari makin berkembangnya pedagang buah pada titik-titik strategis di ibu kota provinsi tersebut.

(KR-NKL)