Utusan PBB lakukan pembicaraan untuk akhiri krisis Yaman
27 Januari 2015 07:23 WIB
Pejuang Huthi menembak ke udara saat mengejar pengunjuk rasa anti Houthi di kota Houdieda, Laut Merah, Yaman, Sabtu (24/1). Ribuan warga Yaman memadati jalanan pada hari Sabtu dalam demo besar melawan kelompok Huthi yang mendominasi Yaman, dua hari setelah pengunduran diri Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi membuat negara dalam ketimpangan politik. (REUTERS/Ra'afat al-Amery)
PBB, AS (ANTARA News) - Utusan Perserikatan Bangsa Bangsa Jamel Benomar, Senin, bertemu dengan para pemimpin milisi Syiah Yaman, yang dikenal sebagai Huthi, yang merebut istana presiden pekan lalu.
Pertemuan digelar di antara serangkaian pembicaraan yang diselenggarakan diplomat Maroko di Sana'a untuk menengahi suatu kesepakatan, setelah Presiden Abdrabuh Mansur Hadi yang didukung Barat mengundurkan diri, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan.
"Dia telah mengadakan dan memimpin rapat harian dengan 16 partai politik dalam rangka membangun konsensus ke depan," kata Dujarric, seperti dikutip AFP.
Benomar yang memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan melalui video link dari Sana'a, mengatakan kepada 15 anggota DK bahwa negara itu berada di tepi jurang, di mana Sana'a berada di bawah kendali Huthi, demikian menurut dua diplomat yang menghadiri rapat itu.
Benomar mengatakan Hadi dan kabinetnya menjadi tahanan rumah dan kekerasan bisa meletus setiap saat, tetapi ia menambahkan bahwa kesepakatan pembagian kekuasaan "mungkin" saja terjadi, kata diplomat itu.
Utusan itu juga berhubungan dengan negara-negara Teluk yang telah keluar dari dukungan kuat terhadap Hadi, yang pengunduran dirinya pada Kamis masih harus disetujui oleh parlemen.
Krisis telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Yaman, yang terletak di sebelah Arab Saudi yang kaya minyak, bias dinyatakan menjadi negara gagal.
(Uu.H-AK)
Pertemuan digelar di antara serangkaian pembicaraan yang diselenggarakan diplomat Maroko di Sana'a untuk menengahi suatu kesepakatan, setelah Presiden Abdrabuh Mansur Hadi yang didukung Barat mengundurkan diri, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan.
"Dia telah mengadakan dan memimpin rapat harian dengan 16 partai politik dalam rangka membangun konsensus ke depan," kata Dujarric, seperti dikutip AFP.
Benomar yang memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan melalui video link dari Sana'a, mengatakan kepada 15 anggota DK bahwa negara itu berada di tepi jurang, di mana Sana'a berada di bawah kendali Huthi, demikian menurut dua diplomat yang menghadiri rapat itu.
Benomar mengatakan Hadi dan kabinetnya menjadi tahanan rumah dan kekerasan bisa meletus setiap saat, tetapi ia menambahkan bahwa kesepakatan pembagian kekuasaan "mungkin" saja terjadi, kata diplomat itu.
Utusan itu juga berhubungan dengan negara-negara Teluk yang telah keluar dari dukungan kuat terhadap Hadi, yang pengunduran dirinya pada Kamis masih harus disetujui oleh parlemen.
Krisis telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Yaman, yang terletak di sebelah Arab Saudi yang kaya minyak, bias dinyatakan menjadi negara gagal.
(Uu.H-AK)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015
Tags: