Pemecah ombak Pelabuhan Tanjung Adikarto ditata ulang
27 Januari 2015 05:51 WIB
Sejumlah pengunjung berada diantara pemecah gelombang laut yang terbuat dari beton,di Pantai Glagah, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Minggu (19/6). Pemecah gelombang tersebut untuk menahan gelombang air laut sebelum mancapai pantai untuk mencegah abrasi pantai. (ANTARA/ Wahyu Putro A)
Kulon Progo (ANTARA News) - Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) meredesain penataan pemecah ombak Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, supaya lebih kuat dan tidak mudah terkena abrasi.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kulon Progo Endang Purwaningrum Titi Lestari di Kulon Progo, Selasa, mengatakan, rencananya trentra poin dari 12 ton dinaikan menjadi 18 ton.
"Harapannya kedepan dengan adanya gempuran ombak tidak mudah bergeser posisi tentra point tersebut. Rencana detail teknisnya telah dirumuskan oleh Konsultan perencana Profesor Yuwono saat rapat dengan BBWSSO," kata Endang.
Selain itu, kata Endang, pada 2015 ini akan dilakukan pengerukan di kolam pelabuhan dan alur Sungai Serang, yang nantinya mengunakan sistem seapel yang dipancang dengan kedalaman minus 11 meter. Kalau kolam pelabuhan maupun alur sungai nantinya didalamkan hingga empat meter tidak akan membuat bangunan disampingnya menjadi roboh ataupun ambles.
"Anggaran untuk penataan pemecah ombak dan pengerukan kolam pelabuhan, menghabiskan anggaran kurang lebih Rp20 miliar," kata Endang.
Dia mengatakan penyelesaian pemecah ombak dan pengerukan alur pelayaran, serta kolam pelabuhan diharapkan kapal-kapal besar dapat masuk di Pelabuhan Tanjung Adikarto pada akhir 2015.
"Adanya penataan kembali pemecah ombak yang berserakan di muara Sungai Serang dan pengerukan kolam pelabuhan beserta alur sungai mulai dari mulut kolam pelabuhan sampai muara sungai Serang sebagai pintu masuk pelabuhan," katanya.
Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Tangkap DKPP Kulon Progo Prabowo Sugondo menambahkan dalam rangka perpanjangan pemecah ombak, DKPP Kulon Progo telah membuat proposal kepada Kementrian Kelautan dan Perikanan seperti yang disampaikan saat anjang sana pak bupati ke kementrian Kelautan dan Perikanan.
"Anggaran untuk penambahan pemecah ombak sepanjang 80 meter menurut BBWSSO kurang lebih menelan biaya Rp250 miliar sampai Rp300 miliar," kata Bowo.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kulon Progo Endang Purwaningrum Titi Lestari di Kulon Progo, Selasa, mengatakan, rencananya trentra poin dari 12 ton dinaikan menjadi 18 ton.
"Harapannya kedepan dengan adanya gempuran ombak tidak mudah bergeser posisi tentra point tersebut. Rencana detail teknisnya telah dirumuskan oleh Konsultan perencana Profesor Yuwono saat rapat dengan BBWSSO," kata Endang.
Selain itu, kata Endang, pada 2015 ini akan dilakukan pengerukan di kolam pelabuhan dan alur Sungai Serang, yang nantinya mengunakan sistem seapel yang dipancang dengan kedalaman minus 11 meter. Kalau kolam pelabuhan maupun alur sungai nantinya didalamkan hingga empat meter tidak akan membuat bangunan disampingnya menjadi roboh ataupun ambles.
"Anggaran untuk penataan pemecah ombak dan pengerukan kolam pelabuhan, menghabiskan anggaran kurang lebih Rp20 miliar," kata Endang.
Dia mengatakan penyelesaian pemecah ombak dan pengerukan alur pelayaran, serta kolam pelabuhan diharapkan kapal-kapal besar dapat masuk di Pelabuhan Tanjung Adikarto pada akhir 2015.
"Adanya penataan kembali pemecah ombak yang berserakan di muara Sungai Serang dan pengerukan kolam pelabuhan beserta alur sungai mulai dari mulut kolam pelabuhan sampai muara sungai Serang sebagai pintu masuk pelabuhan," katanya.
Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Tangkap DKPP Kulon Progo Prabowo Sugondo menambahkan dalam rangka perpanjangan pemecah ombak, DKPP Kulon Progo telah membuat proposal kepada Kementrian Kelautan dan Perikanan seperti yang disampaikan saat anjang sana pak bupati ke kementrian Kelautan dan Perikanan.
"Anggaran untuk penambahan pemecah ombak sepanjang 80 meter menurut BBWSSO kurang lebih menelan biaya Rp250 miliar sampai Rp300 miliar," kata Bowo.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: