Jakarta (ANTARA News) - Politisi PDI P, Effendi Simbolon, mengaku merasa empati dengan posisi Presiden Joko Widodo saat ini di tengah beragam masalah yang terjadi selama 100 hari masa pemerintahan Jokowi-JK.
"Saya pribadi kasihan. Saya terus terang merasa miris, saya takut," ujar Simbolon, dalam diskusi publik Universitas Pramadina bertajuk Evaluasi 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK, di Jakarta, Senin. PDI P yang mengusung Jokowi menuju kursi gubernur DKI Jakarta dan kemudian Istana Merdeka.
Simbolon menyatakan dia saat ini memiliki perasaan yang serupa dengan publik kebanyakan, yakni linglung untuk menarik segala akar persoalan yang telah terjadi.
"Saya orangnya optimistis, tapi saat ini saya sama rasanya seperti Anda, kita benar-benar menjadi orang linglung, dari mana menarik persoalan ini," kata dia.
Dia mengatakan presiden muncul di hadapan publik di tengah persoalan KPK-Kepolisian Indonesia, tetapi kemunculannya yang hanya sebentar itu dipandang tidak jelas inti pembicaraannya.
"Muncul presiden di televisi dua-tiga menit tapi tidak ngerti dia ngomong apa. Dia bilang, kamu (KPK-Polri) baik-baik ya, jangan gesekan, wis yang baik kerja apa itu," kata Simbolon.
Dia menekankan celah bagi pihak luar untuk menekan Jokowi cukup banyak. Namun dia meminta seluruh pihak bisa memberikan kesempatan bagi Jokowi untuk bekerja.
"Ini bagaikan turbulence dalam pesawat, mudah-mudahan satu bulan ke depan bisa clear weather. Tapi akan ada turbulence kedua yakni jika APBNP 2015 tidak bisa disahkan, maka pemerintahan bisa game over," kata dia.
"Saya kasihan dengan Jokowi"
26 Januari 2015 15:46 WIB
Politisi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pewarta: Rangga Jingga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015
Tags: