Bayi dan ibu hamil rentan infeksi Listeriosis
26 Januari 2015 15:23 WIB
Pekerja merapikan buah apel di salah satu toko buah di Jakarta, Kamis (22/1). Kasus tercemarnya apel oleh bakteri Listeria di Amerika yang menewaskan tiga orang sehingga masyarakat Indonesia perlu mewaspadainya. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta (ANTARA News) - Bayi dan ibu hamil termasuk dalam golongan rentan terjangkit penyakit Listeriosis yang sedang menjangkiti warga Amerika Serikat yang diduga juga ditularkan melalui apel jenis Granny Smith dan Gala yang terkontaminasi bakteri tersebut.
"Yang rawan untuk terjangkit listeriosis parah adalah lansia diatas 65 tahun, orang dengan daya tahan tubuh rendah, wanita hamil dan bayi," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama dalam surat elektroniknya di Jakarta, Senin.
Data dari CDC AS selama Januari 2015 menunjukkan 31 orang dirawat di rumah sakit dan tujuh orang meninggal dari 11 negara bagian di AS.
Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 25 dari 28 kasus memiliki riwayat memakan apel sehingga dicurigai buah apel tersebut tercemar bakteri listeria.
Buah apel tersebut merupakan salah satu produk ekspor AS ke berbagai negara termasuk Indonesia sehingga dikhawatirkan penularan bakteri itu akan menyebar ke negara lain.
Perusahaan yang memproduksi apel-apel tersebut telah mencoba menarik apelnya di pasaran dan imbauan kewaspadaan dikeluarkan bagi masyarakat sebelum mengonsumsi buah-buahan tersebut.
"Sejauh ini belum ada ditemukan kasus diluar Amerika. Jadi sejauh ini tidak ada kasus di Asia dan tentu juga tidak ada di Indonesia," kata Tjandra.
Penyakit Listeriosis disebabkan oleh bakteri Listeria Monocytogenes namun bisa juga disebabkan oleh bakteri Listeria ivanovii atau Listeria grayi.
Infeksi bakteri tersebut pada wanita hamil dapat menimbulkan gejala seperti flu dan gangguan lebih berat seperti keguguran dan bahkan kematian sedangkan infeksi pada bayi baru lahir (neonatal) dapat berupa sepsis atau meningitis.
Infeksi juga dapat ditunjukkan lewat gejala seperti gangguan sistem syaraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan, meningitis, meningoensefalitis, abses otak dengan keluhan kaku kuduk, demam, kejang dan lainnya.
Tjandra menyebut adanya gangguan saluran cerna, muntah, diare, demam dan terkadang gangguan jantung juga ditemukan pada penderita infeksi bakteri listeria tersebut.
Pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotika jangka panjang (2-6 minggu) dengan ampisilin dan gentamisin sedangkan pencegahan terutama dilakukan dengan menjaga kebersihan dalam memegang dan mengolah serta menyajikan makanan begitu juga kebersihan pada buah dan sayur sebelum dikonsumsi.
"Yang rawan untuk terjangkit listeriosis parah adalah lansia diatas 65 tahun, orang dengan daya tahan tubuh rendah, wanita hamil dan bayi," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama dalam surat elektroniknya di Jakarta, Senin.
Data dari CDC AS selama Januari 2015 menunjukkan 31 orang dirawat di rumah sakit dan tujuh orang meninggal dari 11 negara bagian di AS.
Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 25 dari 28 kasus memiliki riwayat memakan apel sehingga dicurigai buah apel tersebut tercemar bakteri listeria.
Buah apel tersebut merupakan salah satu produk ekspor AS ke berbagai negara termasuk Indonesia sehingga dikhawatirkan penularan bakteri itu akan menyebar ke negara lain.
Perusahaan yang memproduksi apel-apel tersebut telah mencoba menarik apelnya di pasaran dan imbauan kewaspadaan dikeluarkan bagi masyarakat sebelum mengonsumsi buah-buahan tersebut.
"Sejauh ini belum ada ditemukan kasus diluar Amerika. Jadi sejauh ini tidak ada kasus di Asia dan tentu juga tidak ada di Indonesia," kata Tjandra.
Penyakit Listeriosis disebabkan oleh bakteri Listeria Monocytogenes namun bisa juga disebabkan oleh bakteri Listeria ivanovii atau Listeria grayi.
Infeksi bakteri tersebut pada wanita hamil dapat menimbulkan gejala seperti flu dan gangguan lebih berat seperti keguguran dan bahkan kematian sedangkan infeksi pada bayi baru lahir (neonatal) dapat berupa sepsis atau meningitis.
Infeksi juga dapat ditunjukkan lewat gejala seperti gangguan sistem syaraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan, meningitis, meningoensefalitis, abses otak dengan keluhan kaku kuduk, demam, kejang dan lainnya.
Tjandra menyebut adanya gangguan saluran cerna, muntah, diare, demam dan terkadang gangguan jantung juga ditemukan pada penderita infeksi bakteri listeria tersebut.
Pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotika jangka panjang (2-6 minggu) dengan ampisilin dan gentamisin sedangkan pencegahan terutama dilakukan dengan menjaga kebersihan dalam memegang dan mengolah serta menyajikan makanan begitu juga kebersihan pada buah dan sayur sebelum dikonsumsi.
Pewarta: Arie Novarina
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015
Tags: