SDM di industri kelapa sawit dibutuhkan
25 Januari 2015 20:24 WIB
ilustrasi Target Produksi CPO Sejumlah truk bermuatan kelapa sawit menunggu antrean bongkar muat di salahsatu perusahaan pengolahan sawit di Desa Rantau Sakti, Rokan Hulu, Riau. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menargetkan produksi minyak sawit mentah (CPO) pada 2015 mencapai 33 juta ton, sebanyak 22 juta ton ditujukan bagi pasar ekspor sedangkan 11 juta ton diserap pasar dalam negeri. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Tenaga kerja terampil atau sumberdaya manusia (SDM) di perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat dibutuhkan, sejalan dengan target produksi CPO Indonesia dan persaingan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Direktur Utama Widya Corporation yang juga menjabat Ketua Bidang Organisasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, Tjokro Putro Wibowo mengemuakan hal itu melalui siaran persnya di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan cukup banyak perusahaan kelapa sawit yang sulit menemukan tenaga kerja terampil yang memiliki kualifikasi khusus di bidang perkelapasawitan. "Kita sebagai user membutuhkan pasokan SDM yang mumpuni di bidang kebun, pabrik, dan administrasi," katanya.
Tjokro menjelaskan, dalam satu dekade terakhir, konsumsi minyak sawit tumbuh rata-rata 8-9 persen per tahun dan diperkirakan akan semakin meningkat. Peningkatan ini seiring dengan meningkatnya tren penggunaan bahan bakar alternatif berbasis minyak nabati, seperti biodiesel.
"Indonesia akan semakin dominan ke depan dengan perkembangannya yang tetap signifikan. Begitu juga terjadi perkembangan di Malaysia. Tanpa dukungan SDM yang berkualitas, kita akan selalu tertinggal dan tidak bisa bersaing di pasar internasional," ujarnya.
Pendapat senada dikeluarkan Direktur Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Stephanus Nugroho Kristono. "Kebutuhannya akan tetap tinggi," katanya.
Dia mengatakan saat ini dan pada masa mendatang banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit yang membutuhkan tenaga terampil yang terdidik.
"Apalagi kampus kami juga memperhatikan asas kesinambungan dalam setiap aspek mata kuliah dan praktiknya," ujarnya.
Direktur Utama Widya Corporation yang juga menjabat Ketua Bidang Organisasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, Tjokro Putro Wibowo mengemuakan hal itu melalui siaran persnya di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan cukup banyak perusahaan kelapa sawit yang sulit menemukan tenaga kerja terampil yang memiliki kualifikasi khusus di bidang perkelapasawitan. "Kita sebagai user membutuhkan pasokan SDM yang mumpuni di bidang kebun, pabrik, dan administrasi," katanya.
Tjokro menjelaskan, dalam satu dekade terakhir, konsumsi minyak sawit tumbuh rata-rata 8-9 persen per tahun dan diperkirakan akan semakin meningkat. Peningkatan ini seiring dengan meningkatnya tren penggunaan bahan bakar alternatif berbasis minyak nabati, seperti biodiesel.
"Indonesia akan semakin dominan ke depan dengan perkembangannya yang tetap signifikan. Begitu juga terjadi perkembangan di Malaysia. Tanpa dukungan SDM yang berkualitas, kita akan selalu tertinggal dan tidak bisa bersaing di pasar internasional," ujarnya.
Pendapat senada dikeluarkan Direktur Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Stephanus Nugroho Kristono. "Kebutuhannya akan tetap tinggi," katanya.
Dia mengatakan saat ini dan pada masa mendatang banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit yang membutuhkan tenaga terampil yang terdidik.
"Apalagi kampus kami juga memperhatikan asas kesinambungan dalam setiap aspek mata kuliah dan praktiknya," ujarnya.
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: