Warga Singkawang mulai mengungsi karena banjir
23 Januari 2015 22:58 WIB
ilustrasi Banjir Di Sanggau Warga menggunakan perahu melintasi jalan raya yang terendam banjir menuju perbatasan Entikong di Kecamatan Beduwai, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Senin (19/1). (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang) ()
Pontianak (ANTARA News) - Hujan yang mengguyur Kota Singkawang, Kalbar sejak beberapa hari terakhir membuat rumah di sejumlah kelurahan terendam banjir, sehingga warga setempat mulai mengungsi.
Kepala Seksi Penanggulangan Bencana dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Singkawang, Jayadi saat dihubungi di Pontianak, Jumat, mengatakan musibah banjir terjadi di beberapa titik, di antaranya Bukit Batu, Singkawang Tengah yang ketinggian airnya mencapai sepinggang orang dewasa.
Sedikitnya 55 Kepala Keluarga (KK) mengungsi di komplek pesantren Al-Amin Singkawang dan aula yang tempatnya agak tinggi.
"Informasi terbaru sebanyak 500 rumah warga tergenang air. Untuk lokasi posko pengungsian di Bukit Batu ada sebanyak 10 balita dan ditambah kaum ibu lainnya, dan logistik bantuan sudah diserahkan ke warga yang mengungsi," ungkapnya.
Disamping itu, banjir juga terjadi di lokasi Pasar Baru dengan ketinggian airnya mencapai sepinggang orang dewasa. "Sebagian masyarakat juga ada yang telah mengungsi di posko Kantor Camat Singkawang Barat," tuturnya.
Jayadi mengungkapkan, saat ini pihaknya juga mengusahakan bantuan logistik dari provinsi. "Bantuan logistik juga kita serahkan, dan kita selalu monitoring masalah banjir ini, statusnya sudah darurat banjir," ujarnya.
Selain banjir, sambung dia, hujan deras pada Rabu (22/1) malam juga mengakibatkan tanah menjadi longsor di Bukit Sibu.
"Namun, untuk korban sementara ini belum ada, dan jaraknya antara longsor dengan pemukiman sekitar lebih dari satu kilometer. Longsornya Bukit Sibu beberapa waktu lalu, berdampak terjadinya banjir bah di Sanggau Kulor," ujar dia.
Di tempat terpisah, Ketua Korwil Tagana Kota Singkawang, Zulfian Agus mengatakan, saat ini kondisi air memang semakin meninggi.
"Ada tiga posko untuk menampung warga yang mengungsi di antaranya di Kantor Camat Singkawang Barat, Condong dan di pesantren Al-Amin," paparnya.
Ia menjelaskan, untuk di posko Kantor Camat Singkawang Barat, ada 8 KK atau 26 jiwa warga yang mengungsi, pada hari pertama. Posko di Condong, Singkawang Tengah sebanyak 18 jiwa atau 4 KK, sedangkan di posko Al Amin sebanyak 266 Jiwa yang sudah masuk hari kedua.
Agus menjelaskan, ketinggian air di Pasar Baru sekitar satu meter atau sepinggang orang dewasa, dan berdasarkan laporan Koramil Singkawang, air mulai meningkat 15 cm.
Ketinggian air di Rawasari, Condong, kata Agus, airnya sekitar 0,5 meter hingga 1 meter. "Untuk kawasan di dekat pesantren Al-Amin sudah mulai menyurut, dan airnya lari ke pusat kota. Terjadinya banjir karena kemarin hujan deras, ditambah kiriman air dari hulu seperti Bengkayang juga turun, dan naiknya permukaan air laut," tambahnya.
Terkait masalah bantuan, Agus menjelaskan sudah diberikan dari bantuan Dinas Sosial berupa beras sebanyak 100 kilogram, 15 dus mi instan, dan makanan siap saji sebanyak 2 dus besar serta perlengkapan bayi dan posko pengungsian juga dilengkapi dapur umum.
"Untuk beras stok masih mencukupi, masih sebanyak 2 ton, ikan kaleng, mi instan, dan tim kesehatan sudah stand by," katanya.
Kepala Seksi Penanggulangan Bencana dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Singkawang, Jayadi saat dihubungi di Pontianak, Jumat, mengatakan musibah banjir terjadi di beberapa titik, di antaranya Bukit Batu, Singkawang Tengah yang ketinggian airnya mencapai sepinggang orang dewasa.
Sedikitnya 55 Kepala Keluarga (KK) mengungsi di komplek pesantren Al-Amin Singkawang dan aula yang tempatnya agak tinggi.
"Informasi terbaru sebanyak 500 rumah warga tergenang air. Untuk lokasi posko pengungsian di Bukit Batu ada sebanyak 10 balita dan ditambah kaum ibu lainnya, dan logistik bantuan sudah diserahkan ke warga yang mengungsi," ungkapnya.
Disamping itu, banjir juga terjadi di lokasi Pasar Baru dengan ketinggian airnya mencapai sepinggang orang dewasa. "Sebagian masyarakat juga ada yang telah mengungsi di posko Kantor Camat Singkawang Barat," tuturnya.
Jayadi mengungkapkan, saat ini pihaknya juga mengusahakan bantuan logistik dari provinsi. "Bantuan logistik juga kita serahkan, dan kita selalu monitoring masalah banjir ini, statusnya sudah darurat banjir," ujarnya.
Selain banjir, sambung dia, hujan deras pada Rabu (22/1) malam juga mengakibatkan tanah menjadi longsor di Bukit Sibu.
"Namun, untuk korban sementara ini belum ada, dan jaraknya antara longsor dengan pemukiman sekitar lebih dari satu kilometer. Longsornya Bukit Sibu beberapa waktu lalu, berdampak terjadinya banjir bah di Sanggau Kulor," ujar dia.
Di tempat terpisah, Ketua Korwil Tagana Kota Singkawang, Zulfian Agus mengatakan, saat ini kondisi air memang semakin meninggi.
"Ada tiga posko untuk menampung warga yang mengungsi di antaranya di Kantor Camat Singkawang Barat, Condong dan di pesantren Al-Amin," paparnya.
Ia menjelaskan, untuk di posko Kantor Camat Singkawang Barat, ada 8 KK atau 26 jiwa warga yang mengungsi, pada hari pertama. Posko di Condong, Singkawang Tengah sebanyak 18 jiwa atau 4 KK, sedangkan di posko Al Amin sebanyak 266 Jiwa yang sudah masuk hari kedua.
Agus menjelaskan, ketinggian air di Pasar Baru sekitar satu meter atau sepinggang orang dewasa, dan berdasarkan laporan Koramil Singkawang, air mulai meningkat 15 cm.
Ketinggian air di Rawasari, Condong, kata Agus, airnya sekitar 0,5 meter hingga 1 meter. "Untuk kawasan di dekat pesantren Al-Amin sudah mulai menyurut, dan airnya lari ke pusat kota. Terjadinya banjir karena kemarin hujan deras, ditambah kiriman air dari hulu seperti Bengkayang juga turun, dan naiknya permukaan air laut," tambahnya.
Terkait masalah bantuan, Agus menjelaskan sudah diberikan dari bantuan Dinas Sosial berupa beras sebanyak 100 kilogram, 15 dus mi instan, dan makanan siap saji sebanyak 2 dus besar serta perlengkapan bayi dan posko pengungsian juga dilengkapi dapur umum.
"Untuk beras stok masih mencukupi, masih sebanyak 2 ton, ikan kaleng, mi instan, dan tim kesehatan sudah stand by," katanya.
Pewarta: Teguh Imam Wibowo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: