Bandung (ANTARA News) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara - Reformasi Birorkasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi menuturkan 90 persen ucapan selamat yang disampaikan para pejabat berupa karangan bunga atau di media massa menggunakan uang negara.

"Dan sekarang dengan segala hormat saya sudah membuat surat ederan Kemenpan-RB tentang kesederhanaan dan penghematan. Hal ini untuk penghematan prinsipnya. Karangan bunga itu pemborosan," kata Yuddy Chrisnandi di Bandung, Jumat.

Ditemui usai menghadiri silaturahmi dengan PNS di Pemprov Jawa Barat, di halaman Gedung Sate Bandung, ia mengatakan oleh karena itu melalui surat edaran itu dia melarang birokrat dan pejabat untuk menyampaikan ucapan berbentuk iklan atau karangan bunga.

"Kemudian kami mendapatkan laporan BPKP bahwa karangan bunga yang dikirim pejabat ke pejabat itu hanya 10 persen yang pakai uang pribadi. Sisanya pakai uang dinas," kata Yuddy.

Ia mengatakan, seharusnya anggaran yang dipakai untuk karangan bunga atau ucapan selamat ini bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih penting.

"Kalau pun mau memberi ucapan, silakan menggunakan uang pribadi. Kalau swasta mangga (silakan). Dan kalau mau kirim pakai uang sendiri, jangan pakai uang dinas," kata dia.

Sebaiknya, menurut dia, jika ada pejabat menikahkan anaknya maka tidak perlu mengirim bunga, namun cukup dengan salaman saja.

"Enggak perlu lah mengundang orang banyak, harus lebih sederhana mencerminkan rakyat," katanya.

Dia juga memberi pesan kepada Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan bawahannya untuk mengikuti ketentuan ini karena anggaran tersebut bisa dialihkan untuk kegiatan lebih bermanfaat bagi rakyat.

"Jadi saat Pak Gubernur Jabar mengangkat pejabat baru, anak buahnya enggak perlu masang ucapan selamat di media massa kepada bapak ini. Datang saja ke ruangan," kata Yuddy.