Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung Pemerintah yang ingin mempercepat pembangunan infrastruktur pelabuhan, khususnya di Kuala Tanjung, sebagai solusi menekan biaya logistik yang masih tinggi.

"Kurangnya pelabuhan yang memadai selama ini masih menjadi penyebab tingginya biaya logistik," kata Ketua Komisi Tetap Bidang Perhubungan Laut Kadin Indonesia Darmansyah Tanamas di sela seminar "Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung: Port of Rotterdam International dan PT Pelindo I", di Jakarta, Rabu.

Menurut Darmansyah, dengan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung diharapkan dapat menurunkan disparitas harga transportasi laut dalam pengiriman barang antara wilayah barat dan timur.

Ia menjelaskan, saat ini salah satu masalah yang dikeluhkan pelaku bisnis di bidang transportasi laut adalah lemahnya infrastruktur pelabuhan.

"Dengan program Poros Maritim dan Tol Laut lewat pengembangan pelabuhan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, karena ada semacam jaminan bagi investor yang akan menanamkan modalnya di daerah kawasan pelabuhan," katanya.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan, pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung yang menjadi salah satu inti konsep tol laut, siap dibangun melalui skema kerja sama antara PT Pelindo I dan Port Of Rotterdam International, Belanda.

Pelabuhan yang dibangun dengan dana awal sebesar 400 juta dolar AS itu ditargetkan siap beroperasi pada awal 2018.

Saat beroperasi Kuala Tanjung akan terintegrasi dengan Pelabuhan Belawan-Medan dan Kawasan Industri di Sei Mangkei, Sumatera Utara.

"Untuk memperkuat sarana pelabuhan dan kawasan industri ini, maka jalan tol Belawan-Medan segera diperpanjang menjadi jalan tol Medan-Belawan-Kuala Tanjung-Sei Mangkei," ujar Indroyono.

Selain itu, sumber daya listrik juga segera ditingkatkan dengan pembangunan tambahan pembangkit listrik di Asahan.

Sementara itu, Dirut Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan, saat beroperasi penuh pada 2018, Pelabuhan Kuala Tanjung akan memiliki terminal curah cair berkapasitas 3,5 juta ton per tahun, curah kering 1 juta ton per tahun, peti kemas 400.000 TEUs per tahun, dan penambahan panjang dermaga 400 meter.

Pada tahun 2015, Pelindo I menargetkan pendapatan sekitar Rp2,3 triliun, tumbuh sekitar 12 persen dari realisasi tahun 2014.

Sedangkan laba bersih perusahaan yang mengelola 5 pelabuhan tersebut pada 2015 diproyeksikan mencapai Rp 605 miliar, tumbuh dari laba 2014 sebesar Rp550 miliar.