Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah telah terjadi "bersih-bersih" atau penggantian secara besar-besaran terhadap sejumlah pejabat di pemerintahan, khususnya kepada personil yang dianggap dekat dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Enggak lah, dulu semua aparat itu kan di bawah SBY. Sekarang semua aparat di bawah Jokowi, enggak ada itu. Pejabat kan taat kepada atasan tidak kepada orang," kata Jusuf Kalla kepada pers di Istana Wapres Jakarta, Rabu.

Hal tersebut disampaikan usai Jusuf Kalla menghadiri penandatanganan naskah kerja sama antara Kemenristek dan Dikti dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), serta Apindo dengan Forum Rektor Indonesia.

Jusuf Kalla mengatakan pada saatnya pejabat di pemerintahan memang harus diganti namun itu semata-mata bukan karena orangnya petinggi sebelumnya, tapi karena memang kebutuhan.

Wapres menegaskan pemberhentian Jenderal Pol Sutarman dari Kapolri juga bukan karena dia dianggap orangnya SBY.

"Ah enggak lah, kan pada waktunya pejabat harus mengganti orang. Pak SBY dulu juga mengganti orang," kata Wapres.

Jusuf Kalla juga membantah ada pihak yang mengupayakan memecah-belah Ketua Umum DPP-PDIP Megawati Soekarnoputi dengan SBY.

"Saya kira tidak. Masak mau dipecah belah. Dan juga tidak ada upaya bersih-bersih," tegas Jusuf Kalla.

Presiden ke-6 Susilo Bamang Yudhoyono dalam akun facebooknya menulis dirinya mendengar isu pemerintahan saai ini sedang" bersih-bersih" orang yang duduk di pemerintahannya.

"Di tengah-tengah situasi politik yang menghangat saat ini, saya juga mendengar sejumlah isu, mungkin juga provokasi yang bisa memecah belah kita semua. Termasuk antara Presiden Jokowi dengan saya," tulis SBY di akun facebooknya.