Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin meresmikan Pelatihan Sumber Daya Manusia Garmen dengan Sistem three in one (3 in 1) yang digelar di Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta.

"Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, maka peningkatan daya saing merupakan kata kunci yang harus diperhatikan agar industri tekstil nasional dapat terus meningkatkan eksistensi baik di pasar domestik maupun internasional," ujar Menperin Saleh Husin melalui siaran pers di Jakarta, Senin.

Menperin mengatakan, industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu komoditi andalan industri manufaktur dan sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi nasional.

Hal ini, lanjutnya, dikarenakan kontribusi industri TPT cukup signifikan dalam perolehan devisa ekspor dan penyerapan tenaga kerja, serta pemenuhan kebutuhan sandang dalam negeri.

Menperin mengatakan, industri TPT terus memberikan surplus pada neraca perdagangan dan memiliki peranan yang strategis dalam proses industrialisasi.

"Karena produk yang dihasilkan mulai dari bahan baku (serat) sampai dengan barang konsumsi (pakaian jadi dan barang jadi) mempunyai keterkaitan baik antar industri maupun sektor ekonomi lainnya," kata Menperin.

Selama periode 2013, produk TPT memberikan kontribusi nilai ekspor sebesar 12,67 milyar dolar AS atau meningkat 1,77 persen dari tahun sebelumnya, sementara total ekspor produk TPT tersebut setara dengan 11,21 persen dari total ekspor nonmigas.

Sementara itu, nilai investasi industri TPT sampai dengan triwulan III tahun 2014 sebesar Rp4,6 triliun (PMA dan PMDN).

Di samping itu, prospek pertumbuhan Industri TPT akan semakin baik pada masa mendatang dikarenakan permintaan pasar di dalam negeri dan konsumsi dunia yang terus meningkat.

Terlebih lagi, lanjut Menperin, pangsa pasar industri tekstil Indonesia saat ini hanya sekitar 2 persen dari pasar tekstil dunia, sehingga peluang untuk memperluas pasar industri tekstil di pasar dunia masih sangat besar.

"Peluang pasar ekspor tersebut terbuka bagi Industri TPT yang mampu menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, desain yang up to date, dan kemampuan pasok (lead time) yang cepat," ujar Menperin.

Nilai rata-rata ekspor TPT Indonesia juga terus meningkat sekalipun dari segi volume ekspor menurun, hal ini menunjukkan bahwa produk TPT Indonesia terus mengalami peningkatan kualitas, yang menunjukkan Indonesia bukan lagi sebagai produsen produk TPT low end product tetapi lebih ke high end product.

Pelatihan tersebut dilaksanakan mulai tanggal 19 Januari – 7 Februari 2015 dengan diikuti sebanyak 300 peserta dari berbagai Kabupaten/Kota, di antaranya Semarang, Subang, Lampung Selatan, dan Palembang.

Kurikulum pelatihan meliputi pengenalan mesin jahit high speed, pengoperasian mesin garmen, membuat pola dasar, pengetahuan quality control dan K3, pelatihan menjahit, kewirausahaan, serta motivasi dan kepemimpinan.

Pada acara tersebut, juga dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kepala BDI Jakarta Abdillah Benteng dengan pimpinan perusahaan garmen, di antaranya dari PT. Pan Brothers, PT. Purnama Asih Sur, dan PT. Sansan Saudaratex Jaya.