Jepang berikan hibah untuk proyek mitigasi kemacetan
16 Januari 2015 23:38 WIB
ilustrasi Kemacetan Jakarta Kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Abdulah Syafii, Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (7/8). Sejumlah ruas protokol Jakarta kembali mengalami kemacetan karena aktivitas penduduk di Jakarta telah kembali normal pada dua minggu pascalebaran. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/ed/mes/14)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Jepang melalui Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki memberikan dana hibah kepada lembaga swasta Indonesia "Urban and Regional Development Institute" untuk mendanai proyek mitigasi (penanganan) kemacetan di Provinsi DKI Jakarta.
"Semoga proyek ini bisa berjalan sesuai harapan dan dapat membantu masyarakat Jakarta yang menghadapi kemacetan parah setiap harinya," ujar Yasuaki Tanizaki dalam acara penandatanganan proyek bantuan hibah tersebut di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta, Jumat.
Hibah ini sendiri diberikan dalam bentuk bantuan dana sejumlah 99.904 dolar AS. Ini merupakan bantuan dari Pemerintah Jepang dan sembilan perusahaan otomotif Jepang yang tergabung dalam Jakarta Japan Club (JJC).
Tanizaki menyampaikan bahwa pemberian hibah ini juga merupakan representasi dari hubungan baik antara Jepang dan Indonesia yang sudah terjalin sejak lama.
Sementara itu Direktur Manajemen Urban and Regional Development Institute Wahyu Mulyana, sebagai pihak pelaksana proyek mengungkapkan apresiasinya terhadap bantuan pemerintah Jepang dan JJC untuk proyek penanganan kemacetan di Jakarta ini.
"Sebuah kehormatan bagi kami bisa mendapatkan hibah dari pemerintah dan JJC. Jakarta sedang krisis kemacetan dan kami akan berusaha agar proyek ini bisa berdampak baik bagi masyarakat," ujar Wahyu.
Proyek yang didanai Jepang ini sendiri dinamakan "Mitigasi Kemacetan dan Kemerosotan Lingkungan Jabodetabek (Persimpangan Gelora)" melalui program Bantuan Hibah "Grassroots" untuk Keamanan Manusia.
Pekerjaan ini meliputi perbaikan jalur kendaraan, lampu, dan rambu-rambu lalu lintas di persimpangan Gelora, Jakarta Pusat --salah satu titik dengan kemacetan paling parah di Jakarta yang mengakibatkan tingginya polusi, kebisingan dan permasalahan lingkungan lain.
Program ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta khususnya kawasan persimpangan Gelora, sehingga lingkungan dan kesehatan masyarakat akan lebih baik.
Bantuan Hibah "Grassroots" untuk Keamanan manusia ini sendiri merupakan skema yang dapat membantu masyarakat Indonesia du tingkat "grassroots" (akar rumput) secara langsung melalui organisasi "non profit" seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Proyek "Mitigasi Kemacetan dan Kemerosotan Lingkungan Jabodetabek (Persimpangan Gelora)" milik Urban and Regional Development Institute terpilih untuk mendapatkan hibah setelah proposal yang diajukan lolos seleksi Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.
"Semoga proyek ini bisa berjalan sesuai harapan dan dapat membantu masyarakat Jakarta yang menghadapi kemacetan parah setiap harinya," ujar Yasuaki Tanizaki dalam acara penandatanganan proyek bantuan hibah tersebut di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta, Jumat.
Hibah ini sendiri diberikan dalam bentuk bantuan dana sejumlah 99.904 dolar AS. Ini merupakan bantuan dari Pemerintah Jepang dan sembilan perusahaan otomotif Jepang yang tergabung dalam Jakarta Japan Club (JJC).
Tanizaki menyampaikan bahwa pemberian hibah ini juga merupakan representasi dari hubungan baik antara Jepang dan Indonesia yang sudah terjalin sejak lama.
Sementara itu Direktur Manajemen Urban and Regional Development Institute Wahyu Mulyana, sebagai pihak pelaksana proyek mengungkapkan apresiasinya terhadap bantuan pemerintah Jepang dan JJC untuk proyek penanganan kemacetan di Jakarta ini.
"Sebuah kehormatan bagi kami bisa mendapatkan hibah dari pemerintah dan JJC. Jakarta sedang krisis kemacetan dan kami akan berusaha agar proyek ini bisa berdampak baik bagi masyarakat," ujar Wahyu.
Proyek yang didanai Jepang ini sendiri dinamakan "Mitigasi Kemacetan dan Kemerosotan Lingkungan Jabodetabek (Persimpangan Gelora)" melalui program Bantuan Hibah "Grassroots" untuk Keamanan Manusia.
Pekerjaan ini meliputi perbaikan jalur kendaraan, lampu, dan rambu-rambu lalu lintas di persimpangan Gelora, Jakarta Pusat --salah satu titik dengan kemacetan paling parah di Jakarta yang mengakibatkan tingginya polusi, kebisingan dan permasalahan lingkungan lain.
Program ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta khususnya kawasan persimpangan Gelora, sehingga lingkungan dan kesehatan masyarakat akan lebih baik.
Bantuan Hibah "Grassroots" untuk Keamanan manusia ini sendiri merupakan skema yang dapat membantu masyarakat Indonesia du tingkat "grassroots" (akar rumput) secara langsung melalui organisasi "non profit" seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Proyek "Mitigasi Kemacetan dan Kemerosotan Lingkungan Jabodetabek (Persimpangan Gelora)" milik Urban and Regional Development Institute terpilih untuk mendapatkan hibah setelah proposal yang diajukan lolos seleksi Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.
Pewarta: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: