Lombok Timur (ANTARA News) - Masyarakat Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, menduga kompleks pemakaman tempat disemayamkannya Datu Lingsir, Putra Mahkota Raja Selaparang, di Kampung Bahagia, Desa Lendang Nangka, adalah bagian dari istana.

"Dari hasil penggalian hingga hari ini kami memprediksi bahwa kompleks pemakaman ini adalah bagian dari istana," kata Sekretaris Umum Majelis Adat Sasak Paer Timuk, Kabupaten Lombok Timur, Lalu Malik Hidayat, di Lombok Timur, Jumat.

Dari hasil penggalian, kata dia, pihaknya menemukan bangunan yang diduga pintu gerbang karena ada beberapa anak tangga kemudian pelataran dan anak tangga lagi lalu bangunan teras.

Selain bangunan yang mirip seperti candi, kata dia, ada juga penemuan bangunan stupa. Bangunan ini digunakan sebagai makam, tempat menyimpan abu kalangan bangsawan atau tokoh tertentu.

Upaya penggalian di kompleks pemakaman umum seluas sekitar lima hektare tersebut, kata Lalu Malik, melibatkan unsur tokoh masyarakat Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik.

"Kami masih akan melakukan penggalian hingga beberapa hari ke depan, mungkin ada bangunan lainnya," ujarnya.

Selain bangunan diduga bekas istana, pada hari sebelumnya, Malik juga menemukan kuburan diduga tempat dimakamkannya Putra Mahkota Raja Selaparang.

Makam tersebut sudah lama ada dan berada di kompleks pemakaman umum, namun khusus tidak terawat dan sudah tertutupi tanah, hanya batu nisan saja yang masih terlihat jelas.

Masyarakat sekitar juga tidak pernah menghiraukan keberadaan makam tersebut, karena mereka juga tidak mengetahui secara pasti tentang siapa yang dimakamkan.

Informasi mengenai dugaan makam putra mahkota Raja Selaparang itu diperoleh dari salah seorang warga asal Malang, Jawa Timur, yang sudah berkelana hingga ke petilasan Raja Selaparang, di Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur.

Ia juga mengaku warga dari Pulau Jawa itu meminta dirinya untuk membersihkan makam yang tertutupi tanah karena itu merupakan makam putra mahkota Raja Selaparang.

"Atas dasar informasi itu saya dan beberapa warga lainnya membersihkan makam tersebut, kemudian melihat ada deretan batu yang mengelilingi makam dan di tengahnya ada batu nisan yang bentuknya diduga memiliki hubungan dengan zaman Hindu Kerajaan Majapahit," ujarnya.