Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan operasional keberangkatan dan pemulangan jamaah haji Indonesia untuk 2015 akan diberlakukan satu arah.

Pengertian satu arah yaitu untuk keberangkatan gelombang pertama jamaah haji lanagsung ke Madinah dan pulang melalui Jeddah, katanya di ruang VIP Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Jumat.

Menag Lukman Hakim baru saja menyelesaikan kunjungan kerja ke Arab Saudi (11/1-16/1) dengan didampingi Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Abdul Djamil, Direktur Pelayanan Luar Negeri PHU Sri Ilham Lubis.

Ia mengatakan untuk keberangkatan haji gelombang kedua, langsung ke Jeddah. Kemudian setelah menyelesaikan ibadah haji di Mekkah dan Armina langsung berangkat ke Madinah untuk menyelesaikan ibadah arbain. Pulang melalui Madinah. Tidak lagi seperti tahun lalu melalui Jeddah.

"Tentu saja ini berbeda dengan operasional penyelenggaraan ibadah haji tahun sebelumnya. Kalau dulu, gelombang pertama masuk ke Jeddah kemudian ke Mekkah. Ada sebagian gelombang pertama itu yang langsung ke Madinah. Untuk 2015, bisa langsung ke Madinah menyelesaikan arbain. Setelah menyelesaikan ibadah hajinya, dari Mekkah bisa kembali ke Tanah Air melalui Bandara Jeddah," kata Lukman lagi.

Demikian halnya untuk jamaah haji gelombang kedua. Sekarang langsung ke Mekkah dan kembali melalui Madinah. Di Madinah, kepulangan jamaah akan menggunakan Bandara yang baru, Maret 2015 diresmikan operasionalnya, ujarnya.

Dengan cara ini, katanya, jamaah Indonesia yang berjumlah 168.800 orang, termasuk haji khusus, tidak akan terlalu mengalami kelelahan. Selain itu, dari sisi biaya ada penghematan. "Kami belum hitung, tapi pasti ada penghematan itu," katanya.

Untuk ini, pihaknya sudah membicarakan dengan pihak otoritas kementerian haji di Saudi. Saudi menyetujui dan tinggal teknisnya diatur bersama penerbangan Maskapai Garuda dan Saudi Arabia.



Kuota

Menag yang didampingi Kepala Pusat Informasi dan Humas Rudi Subiyanto juga menjelaskan tentang pembicaraan kuota haji Indonesia yang dipatok sebesar 168.800 orang setelah dipotong 20 persen dari kuota normal 211 ribu orang.

Arab Saudi keberatan permohonan penambahan kuota haji Indonesia karena proyek perluasan Masjidil Haram Mekkah belum selesai. Alasan utama adalah keselamatan bagi jamaah haji lebih diutamakan, karena jika terlalu banyak kapasitas masjid terbesar itu tak dapat menampung. Apa lagi proyek perluasan masjid itu baru bisa selesai sekitar 2016. "Kami memahami ini," kata Lukman Hakim.

Namun ada beberapa usulan lain yang oleh pihak Saudi disetujui yaitu penerapan e-hajj. Pemberlakukan ini akan diseriusi karena dapat memudahkan pelayanan bagi jemaah. Saudi dalam hal ini punya kepentingan karena data jamaah haji bisa diintegrasikan dengan seluruh pelayanan, seperti pengurusan dokumen, pemondokan dan sistem transportasi di negeri itu.

Menyangkut usulan lain, Menag Lukman juga menjelaskan permohonan Indonesia akan pentingnya penambahan toilet di Armina, AC di sejumlah tenda Arafah dan minta jamaah haji Indonesia ditempatkan di kawasan yang lebih dekat dengan jamarat. Tidak di kawasan Mina Jadid.