Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang sport antarbank Jakarta Kamis sore bergerak menguat sebesar 35 poin menjadi 12.545 per dolar AS dari hari sebelumnya 12.580 per dolar AS.

"Ekspektasi pelaku pasar Bank Indonesia akan mempertahankan level tingkat suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,75 persen, itu menjadi salah satu penopang mata uang rupiah," kata pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova.

Menurut dia, level BI rate itu menandakan tingkat inflasi masih sesuai dengan ekspektasi dan masih sesuai dalam menjaga fundamental ekonomi Indonesia di tengah melambatnya perekonomian global.

Di sisi lain, lanjut dia, optimisme investor terhadap prospek investasi di Indonesia juga terlihat masih tinggi menyusul hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) oleh pemerintah Indonesia yang permintaannya melebihi penawaran. Situasi itu juga memberikan dukungan bagi stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kendati demikian, lanjut dia, penguatan rupiah terhadap dolar AS masih cenderung tertahan menyusul neraca transaksi berjalan Indonesia yang masih tercatat defisit.

"Dalam jangka menengah-panjang pergerakan rupiah akan sejalan mengikuiti fundamentalnya, salah satu acuannya yakni data neraca transaksi berjalan," katanya.

Sementara itu, Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan bahwa data penjualan ritel Amerika Serikat tadi malam telah memgurangi kekhawatiran pasar akan prospek kenaikan suku bunga AS (Fed Rate) yang lebih cepat dari seharusnya.

"Kondisi itu cukup membebani nilai tukar dolar AS tadi malam sehingga memberikan sentimen positif untuk rupiah," katanya.

Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 12.617 per dolar AS, sementara sebelumnya 12.580 per dolar AS.