Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan program bantuan beras untuk warga berpenghasilan rendah (raskin) akan didisain ulang sehingga ke depan penyalurannya akan lebih tepat sasaran.

"Berdasarkan rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus ada re-design," kata Khofifah disela-sela meninjau pekerja migran bermasalah yang dirawat di RS Bhayangkara Polri Dr Sukanto Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu.

Khofifah menjelaskan, disain ulang tersebut meliputi beberapa hal antara lain validasi data. Kementerian Sosial mencoba membuat rencana detil terkait data penerima raskin.

Selama ini yang terjadi di lapangan, raskin tidak tepat sasaran dan jumlah yang diterima tidak sesuai dengan ketentuan yaitu 15 kilogram.

"Dari hasil temuan saya di lapangan, yang diterima tidak sampai 15 kilogram, ada yang tiga kilogram. Soalnya yang mestinya dapat raskin tidak dapat, jadi diratakan agar semua kebagian," kata Khofifah.

Di Jawa Timur dan Jawa Tengah, pembagian raskin biasanya disebut dengan "bagito" atau "bagi roto" sedangkan di Jawa Barat disebut "rasta" atau "beras merata".

"Ibaratnya kita di rumah sakit ada orang sakit dikasih dosis tertentu supaya sembuh, ada orang kurang mampu dosisnya 15 kg tapi dapat tiga kg, ini temuan di lapangan. Jadi ini sakitnya tidak sembuh," jelas Khofifah.

Menurut dia, untuk Januari dan Februari kemungkinan raskin masih akan disalurkan seperti biasa dan baru pada Maret re-design dilaksanakan.

Sebelumnya, pemerintah berencana menghapuskan program raskin dan mengganti dengan e-money (uang elektronik) karena raskin disebut banyak permasalahan dalam pelaksanaannya.

Penghapusan raskin tersebut akan dimulai pada 2015 sebagaimana dikatakan Menteri BUMN Rini M Soemarno pada November lalu.