Jakarta (ANTARA News) - Di antara berbagai cara yang dapat orang lakukan untuk melepaskan emosi negatif--misalnya rasa sedih dan marah--musik adalah salah satu yang paling manjur.
Psikolog anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPT UI), Mira D. Amir, Psi, mengungkapkan, bahkan pada anak-anak yang mengalami kesedihan, memasukkan musik sebagai bagian dari terapi bisa membantunya rileks sehingga dia pun bisa menata kembali perasaanya.
"Contoh kasus yang pernah saya tangani, ada anak yang orang tuanya bercerai, dia ini bingung bagaimana mengutarakan perasaannya, rasanya tidak enak tapi dia tidak tahu dari mana rasa tidak enak itu. Emosinya naik turun, dia rindu ayahnya, tapi tidak bisa diungkapkan," ujar Mira kepada Antaranews, saat ditemui di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa.
Mira mengatakan, saat itu, dirinya bertanya pada anak yang menjadi kliennya tentang musik yang disukai, lalu memutarkannya.
"Akhirnya dia ditanya, "kira-kira kalau kamu mau bicarain hal yang jadi masalahmu itu tuh, kamu pakai lagu yang mana?", saya lalu pasang lagu (yang dia suka), sambil dia baca lirik lagunya. Dia langsung bisa rileks, menangis, dan menata emosinya," kata dia.
Kemudian, lanjut Mira, saat emosi sudah mencapai puncak, maka menangis adalah yang paling baik.
"Jika memang ingin dilatih mengeluarkan emosinya, ya sebaiknya dengan menangis. Menangis adalah final emosi yang terbaik," kata Mira.
Dia melanjutkan, musik juga menjadi sarana yang dapat membantu orang tua untuk mengetahui suasana hati yang sedang dirasakan anak-anaknya.
"Saya melihat tidak menutup kemungkinan, banyak orang tua yang bisa menggali itu dari anak. Kita bisa memantau perasaan anak kita melalui musik yang ia dengarkan saat itu," kata dia.
"Seringkali anak tidak menyadari perasaanya, tetapi melalui musik yang ia dengarkan, dia secara tidak langsung menyatakan perasaannya, " pungkas Mira.
Tangkis emosi negatif dengan musik
13 Januari 2015 17:31 WIB
Ilustrasi - Emosi negatif (teabhaji.blogspot.com)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015
Tags: