Al Qaida di Maghribi ingatkan Prancis akan banyak serangan lagi
13 Januari 2015 07:15 WIB
Warga membawa poster bergambarkan mata dari mendiang editor Charlie Hebdo Stephane Charbonnier, atau yang dikenal dengan nama "Charb", saat ratusan ribu warga mengikuti Aksi Solidaritas (Rassemblement Republicain) di jalan-jalan kota Paris, Perancis, Minggu (11/1). (REUTERS/Yves Herman)
Nikosia (ANTARA News) - Al-Qaida di Islam Maghribi Senin memperingatkan Prancis akan ada serangan-serangan baru lagi selama bersikap bermusuhan terhadap Islam, dan memuji para pelaku jihad yang berada di balik pembunuhan Paris pekan lalu.
"Prancis hari ini membayar harga agresi mereka terhadap Muslim dan kebijakannya dalam memusuhi Islam," kata AQIM dalam pernyataan yang dimuat di laman jejaring jihad.
"Selama tentaranya menduduki negara-negara seperti Mali dan Afrika Tengah, dan membombardir rakyat kita di Suriah dan Irak, dan selama media yang bodoh itu terus berniat melecehkan nabi kita (Muhammad SAW), Prancis akan mengekspos dirinya ke tempat terburuk," tambahnya.
Kelompok jihad itu juga memberikan penghargaan kepada tiga orang bersenjata di balik pembunuhan 17 orang dalam tiga hari pembantaian pekan lalu, di Paris, yang dimulai dengan serangan di majalah satir Charlie Hebdo.
Pernyataan itu menggambarkan mereka sebagai "tentara Islam" dan "pahlawan dari Pertempuran Paris".
Prancis mengumumkan Senin, belum pernah terjadi sebelumnya, penyebaran 10.000 tentara untuk meningkatkan keamanan, termasuk di sekolah-sekolah Yahudi, sehari setelah hampir empat juta orang berpawai dalam solidaritas dengan para korban pembantaian Charlie Hebdo.
"Kami telah memutuskan ... untuk memobilisasi 10.000 orang untuk melindungi situs sensitif di seluruh negeri mulai besok (Selasa) malam," kata Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian setelah pertemuan keamanan darurat.
(AK)
"Prancis hari ini membayar harga agresi mereka terhadap Muslim dan kebijakannya dalam memusuhi Islam," kata AQIM dalam pernyataan yang dimuat di laman jejaring jihad.
"Selama tentaranya menduduki negara-negara seperti Mali dan Afrika Tengah, dan membombardir rakyat kita di Suriah dan Irak, dan selama media yang bodoh itu terus berniat melecehkan nabi kita (Muhammad SAW), Prancis akan mengekspos dirinya ke tempat terburuk," tambahnya.
Kelompok jihad itu juga memberikan penghargaan kepada tiga orang bersenjata di balik pembunuhan 17 orang dalam tiga hari pembantaian pekan lalu, di Paris, yang dimulai dengan serangan di majalah satir Charlie Hebdo.
Pernyataan itu menggambarkan mereka sebagai "tentara Islam" dan "pahlawan dari Pertempuran Paris".
Prancis mengumumkan Senin, belum pernah terjadi sebelumnya, penyebaran 10.000 tentara untuk meningkatkan keamanan, termasuk di sekolah-sekolah Yahudi, sehari setelah hampir empat juta orang berpawai dalam solidaritas dengan para korban pembantaian Charlie Hebdo.
"Kami telah memutuskan ... untuk memobilisasi 10.000 orang untuk melindungi situs sensitif di seluruh negeri mulai besok (Selasa) malam," kata Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian setelah pertemuan keamanan darurat.
(AK)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: