Masyarakat Pati demo tolak pabrik semen
12 Januari 2015 15:03 WIB
Warga yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) melakukan aksi teatrikal saat demostrasi di depan kantor Bupati Pati, Pati, Jateng, Senin (12/1). Mereka menuntut pemerintah mencabut izin mendirikan pabrik semen PT. Sahabat Mulia Sakti yang rencananya dibangun di kawasan pegunungan Kendeng karena dinilai akan merusak lingkungan. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Pati, Jawa Tengah (ANTARA News) - Ratusan warga dari Kecamatan Kayen, Tambakromo, Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Senin, Senin, kembali melakukan unjuk rasa untuk menolak rencana pembangunan pabrik semen.
Aksi unjuk rasa digelar di Alun-alun Pati dengan mengusung sejumlah poster penolakan pabrik semen serta naga liong-liong.
Koordinator aksi Sri Wiyanik, di Pati, Senin mengungkapkan, aksi serupa akan terus berlanjut selama investor pabrik semen tersebut tidak angat kaki dari Pati.
"Kami juga ingin menanyakan keluarnya izin lingkungan untuk PT Sahabat Mulia Sakti (SMS) sebagai investor pabrik semen di Pati," ujarnya.
Pasalnya, kata dia, sidang komisi analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) belum lama digelar.
Di dalam dokumen AMDAL tersebut, kata dia, tercatat 67 persen warga yang menolak pabrik semen, sedangkan 20 persennya pro terhadap pabrik semen dan 13 persennya tidak memberikan jawaban.
"Ketika banyak warga yang menolak, seharusnya juga berlaku dalam alam demokrasi saat ini sehingga rencana pembangunan pabrik semen dibatalkan," ujarnya.
Aksi unjuk rasa digelar di Alun-alun Pati dengan mengusung sejumlah poster penolakan pabrik semen serta naga liong-liong.
Koordinator aksi Sri Wiyanik, di Pati, Senin mengungkapkan, aksi serupa akan terus berlanjut selama investor pabrik semen tersebut tidak angat kaki dari Pati.
"Kami juga ingin menanyakan keluarnya izin lingkungan untuk PT Sahabat Mulia Sakti (SMS) sebagai investor pabrik semen di Pati," ujarnya.
Pasalnya, kata dia, sidang komisi analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) belum lama digelar.
Di dalam dokumen AMDAL tersebut, kata dia, tercatat 67 persen warga yang menolak pabrik semen, sedangkan 20 persennya pro terhadap pabrik semen dan 13 persennya tidak memberikan jawaban.
"Ketika banyak warga yang menolak, seharusnya juga berlaku dalam alam demokrasi saat ini sehingga rencana pembangunan pabrik semen dibatalkan," ujarnya.
Pewarta: Akhmad Lathif
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015
Tags: