Dingin ekstrim tewaskan tiga gadis cilik di Suriah
12 Januari 2015 06:28 WIB
Pengungsi Suriah membersihkan salju dari tenda mereka saat terjadi turun salju pemukiman sementara di Bar Elias, lembah Bekaa, Rabu (7/1). Badai melanda Timur Tengah dengan salju, hujan dan angin kencang pada hari Rabu, membuat warga di seluruh negeri berdiam di rumah dan menimbulkan kewaspadaan bagi pengungsi menghadapi suhu dingin di penampungan seadanya. (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Azakir)
Beirut (ANTARA News) - Tiga gadis kecil dan seorang pria tua telah meninggal di Suriah dalam 24 jam terakhir karena suhu dingin sangat menggigit dan badai selama sepekan, kata satu kelompok pemantau, Minggu.
"Seorang gadis berusia kurang dari dua hari meninggal (Minggu) di Kabupaten Firdous, Aleppo selatan karena dingin yang ekstrim," kata Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia Rami Abdel Rahman.
"Seorang pria tua dari distrik Maghayir, Aleppo juga meninggal akibat cuaca buruk dan karena dia tidak memiliki pemanas," kata Observatorium.
Gadis kecil lain, hanya berusia sehari, meninggal di distrik Damaskus selatan Al-Hajar al-Aswad pada Sabtu malam, sementara dingin yang ekstrim juga menyebabkan kematian seorang gadis di Deir al-Asafir, sebuah kota sebelah timur ibu kota.
Sejak Rabu lalu, enam orang tewas di seluruh Suriah sebagai akibat suhu beku.
Semua korban tinggal di daerah yang dikuasai oposisi, di mana kekurangan makanan, pemanasan dan peralatan medis yang marak.
Di Yarmuk, Damaskus selatan, yang dikepung, seorang pria meninggal akibat "hidup dalam kondisi yang buruk dan kurangnya obat-obatan serta perawatan yang diperlukan ", kata Observatory.
Yarmuk telah dikepung tentara selama lebih dari satu tahun.
Beberapa bantuan telah diizinkan berdatangan, namun kekurangan gizi dan medis telah menewaskan puluhan warga sipil yang terperangkap di lingkungan Yarmuk yang merupakan rumah bagi satu kamp pengungsi Palestina.
Di negara tetangga Lebanon, setidaknya dua pengungsi Suriah tewas Rabu lalu karena kemerosotan suhu dan kurangnya alat pemanas.
(AK)
"Seorang gadis berusia kurang dari dua hari meninggal (Minggu) di Kabupaten Firdous, Aleppo selatan karena dingin yang ekstrim," kata Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia Rami Abdel Rahman.
"Seorang pria tua dari distrik Maghayir, Aleppo juga meninggal akibat cuaca buruk dan karena dia tidak memiliki pemanas," kata Observatorium.
Gadis kecil lain, hanya berusia sehari, meninggal di distrik Damaskus selatan Al-Hajar al-Aswad pada Sabtu malam, sementara dingin yang ekstrim juga menyebabkan kematian seorang gadis di Deir al-Asafir, sebuah kota sebelah timur ibu kota.
Sejak Rabu lalu, enam orang tewas di seluruh Suriah sebagai akibat suhu beku.
Semua korban tinggal di daerah yang dikuasai oposisi, di mana kekurangan makanan, pemanasan dan peralatan medis yang marak.
Di Yarmuk, Damaskus selatan, yang dikepung, seorang pria meninggal akibat "hidup dalam kondisi yang buruk dan kurangnya obat-obatan serta perawatan yang diperlukan ", kata Observatory.
Yarmuk telah dikepung tentara selama lebih dari satu tahun.
Beberapa bantuan telah diizinkan berdatangan, namun kekurangan gizi dan medis telah menewaskan puluhan warga sipil yang terperangkap di lingkungan Yarmuk yang merupakan rumah bagi satu kamp pengungsi Palestina.
Di negara tetangga Lebanon, setidaknya dua pengungsi Suriah tewas Rabu lalu karena kemerosotan suhu dan kurangnya alat pemanas.
(AK)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: