Muktamar seabad PUI siapkan pemimpin unggul bangsa
9 Januari 2015 19:15 WIB
Dari kiri-kanan : Sekretaris Majelis Syuro PUI Nazar Haris, Ketua Dewan Syuro PUI H Ahmad Heryawan, dan Sekda Sumatera Selatan Mukti Sulaiman memberikan keterangan pers usai pembukaan muktamar ke-13 PUI di Asrama Haji Palembang, Jumat (9/1). (ANTARA FOTO/Feny Selly)
Palembang (ANTARA News) - Muktamar seabad organisasi Islam Persatuan Ummat Islam (PUI) resmi dibuka di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat, oleh Ketua Dewan Syuro Ahmad Heryawan dengan mengusung tema "Menuju Indonesia Unggul, Mandiri, dan Bermartabat".
Pertemuan lima tahunan para pengurus wilayah di 20 provinsi ini fokus membahas langkah strategis organisasi dalam mencetak pemimpin unggul untuk menyikapi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini dan pada masa mendatang.
Ketua Umum Pengurus Pusat PUI Nurhasan Zaidi dalam sambutannya mengatakan, PUI sebagai organisasi Islam yang berdiri tahun 1911 ini sudah sejak lama menelurkan pemimpin-pemimpin bangsa.
Pada muktamar ke-13 PUI dan muktamar ke-3 Persatuan Wanita PUI ini akan diingatkan kembali mengenai pentingnya mencetak pemimpin yang unggul.
"Kita sebagai manusia tentunya tidak bisa unggul dalam arti tanpa celah, tapi sebagai muslim kita harus bercita-cita sebagai manusia yang unggul. Seorang pemimpin unggul akan kokoh dalam menegakkan idealismenya dan mempertahankan nilai-nilai akidah," ujar dia.
Ia menerangkan, untuk mencapai target mencetak kader yang unggul tersebut, PUI telah melahirkan 21 kebijakan strategis yang menjadi panduan para pengurus di daerah dalam mencetak pemimpin.
Strategi ini bertujuan untuk membawa organisasi menjadi lebih moderat yang mampu menjawab tantangan masa kini. Menurutnya, permasalahan negara ini tidak dapat diselesaikan oleh satu hingga dua organisasi islam saja.
"Untuk itu perlu kerja keras, jihad akbar untuk menjadi kader Islam yang unggul," kata dia.
Muktamar PUI ini diselenggarakan untuk mengevaluasi kinerja pengurus sebelumnya serta merumuskan langkah-langkah untuk lima tahun ke depan.
Pertemuan ini diikuti sekitar 700 orang perwakilan pengurus tingkat wilayah dari 20 provinsi.
Bagi organisasi, muktamar ini sangat bersejarah karena untuk kali pertama diselenggarakan di Sumatera.
Tak hanya istimewa karena tempat pelaksanaannya, tapi muktamar ini juga bertepatan dengan seabad usia organisasi, kata Nurhasan.
"Muktamar ini sekaligus mengenang dan menegaskan kembali peran PUI dalam membangun bangsa ini seperti yang dilakukan tokoh pendiri PUI KH Abdul Halim. Beliau sudah diakui sebagai pahlawan nasional dan pendiri PUI lainnya akan menyusul," ujar dia.
Ketua Dewan Syuro PUI Ahmad Heryawan mengatakan fungsi organisasi Islam sangat penting pada masa kini karena upaya untuk menghancurkan akidah Islam sudah demikian masif.
"Ormas diminta untuk mencetak para pendakwah karena mereka inilah yang akan menjaga kemurnian akidah Islam. Hadirnya aliran sesat karena tidak adanya ulama di suatu daerah," kata kader PUI yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat
Pertemuan lima tahunan seluruh perwakilan pengurus daerah ini juga dihadiri Wakil Wali Kota Sukabumi, Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sumsel Mukti Sulaiman, dan pimpinan organisasi Islam.
Muktamar ini berlangsung tiga hari, 9-11 Desember 2014, di Asrama Haji Palembang.
Pertemuan lima tahunan para pengurus wilayah di 20 provinsi ini fokus membahas langkah strategis organisasi dalam mencetak pemimpin unggul untuk menyikapi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini dan pada masa mendatang.
Ketua Umum Pengurus Pusat PUI Nurhasan Zaidi dalam sambutannya mengatakan, PUI sebagai organisasi Islam yang berdiri tahun 1911 ini sudah sejak lama menelurkan pemimpin-pemimpin bangsa.
Pada muktamar ke-13 PUI dan muktamar ke-3 Persatuan Wanita PUI ini akan diingatkan kembali mengenai pentingnya mencetak pemimpin yang unggul.
"Kita sebagai manusia tentunya tidak bisa unggul dalam arti tanpa celah, tapi sebagai muslim kita harus bercita-cita sebagai manusia yang unggul. Seorang pemimpin unggul akan kokoh dalam menegakkan idealismenya dan mempertahankan nilai-nilai akidah," ujar dia.
Ia menerangkan, untuk mencapai target mencetak kader yang unggul tersebut, PUI telah melahirkan 21 kebijakan strategis yang menjadi panduan para pengurus di daerah dalam mencetak pemimpin.
Strategi ini bertujuan untuk membawa organisasi menjadi lebih moderat yang mampu menjawab tantangan masa kini. Menurutnya, permasalahan negara ini tidak dapat diselesaikan oleh satu hingga dua organisasi islam saja.
"Untuk itu perlu kerja keras, jihad akbar untuk menjadi kader Islam yang unggul," kata dia.
Muktamar PUI ini diselenggarakan untuk mengevaluasi kinerja pengurus sebelumnya serta merumuskan langkah-langkah untuk lima tahun ke depan.
Pertemuan ini diikuti sekitar 700 orang perwakilan pengurus tingkat wilayah dari 20 provinsi.
Bagi organisasi, muktamar ini sangat bersejarah karena untuk kali pertama diselenggarakan di Sumatera.
Tak hanya istimewa karena tempat pelaksanaannya, tapi muktamar ini juga bertepatan dengan seabad usia organisasi, kata Nurhasan.
"Muktamar ini sekaligus mengenang dan menegaskan kembali peran PUI dalam membangun bangsa ini seperti yang dilakukan tokoh pendiri PUI KH Abdul Halim. Beliau sudah diakui sebagai pahlawan nasional dan pendiri PUI lainnya akan menyusul," ujar dia.
Ketua Dewan Syuro PUI Ahmad Heryawan mengatakan fungsi organisasi Islam sangat penting pada masa kini karena upaya untuk menghancurkan akidah Islam sudah demikian masif.
"Ormas diminta untuk mencetak para pendakwah karena mereka inilah yang akan menjaga kemurnian akidah Islam. Hadirnya aliran sesat karena tidak adanya ulama di suatu daerah," kata kader PUI yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat
Pertemuan lima tahunan seluruh perwakilan pengurus daerah ini juga dihadiri Wakil Wali Kota Sukabumi, Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sumsel Mukti Sulaiman, dan pimpinan organisasi Islam.
Muktamar ini berlangsung tiga hari, 9-11 Desember 2014, di Asrama Haji Palembang.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: