Surabaya (ANTARA News) - Dua jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 berhasil diidentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim pada hari ketiga belas atau Jumat, sejak pesawat itu hilang kontak, Minggu (28/12), dan positif jatuh di laut.

Kedua jenazah masing-masing berjenis kelamin laki-laki, diketahui bernama Martinus Djomi (27) asal Surabaya dan Marwin Sholeh (50) asal Tulungagung, Jawa Timur.

"Jenazah Martinus berlabel B009, sedangkan jenazah Marwin berlabel B020," ujar Kepala DVI Polda Jatim, Kombes Pol Budiyono, kepada wartawan di Posko Crisis Centre Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jumat.

Ia menjelaskan, jenazah Martinus berhasil diketahui identitasnya setelah pemeriksaan primer melalui identifikasi DNA yang ternyata terdapat kecocokan dengan ibu serta ayah korban.

"Ditambah pemeriksaan sekunder temuan medis terjadi kesamaan jenis kelamin dengan usia, diperkuat properti korban yang di jarinya masih melingkar cincin kawin berinisial nama istri," katanya.

Sedangkan, lanjut dia, korban atas nama Marwin diketahui identitasnya setelah terdapat kecocokan DNA dengan pembanding anak kandung, ditambah pemeriksaan sekunder temuan medis jenis kelamin dan usia.

"Kemudian diperkuat dengan properti kartu identitas berupa KTP dan SIM A-C," kata perwira menengah yang juga Kabid Dokkes Polda Jatim tersebut.

Dengan teridentifikasinya dua jenazah hari ini maka sudah 27 jenazah korban AirAsia rute Surabaya-Singapura tersebut diketahui identitasnya.

"Tim DVI Polda Jatim dan gabungan masih mengidentifikasi 14 jenazah lainnya dan ini masih menjadi pekerjaan rumah. Semoga segera terungkap," katanya.

Dari ke-14 jenazah, dua jenazah yang baru didatangkan pada Kamis (8/1) malam, selesai dilakukan proses pemeriksaan "post mortem" untuk selanjutnya masuk ke proses rekonsiliasi berikutnya.

Kombes Pol Budiyono berharap kesabaran dari semua pihak, terutama keluarga dapat memberikan waktu bagi tim mengetahui identitas jenazah secara tepat sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

"Target tim bukan kecepatan, tapi ketepatan sehingga jenazah yang teridentifikasi memang benar," katanya.