ISIS sanjung pembantai Charlie Hebdo
9 Januari 2015 15:25 WIB
Pria bersenjata dengan penutup wajah menyerbu kantor Paris majalah satir mingguan dikenal karena mencerca Islam radikal, menewaskan 12 orang, termasuk dua polisi dalam serangan militan terburuk di Prancis selama sepuluh tahun terakhir. (REUTERS/Handout via Reuters TV)
Dubai (ANTARA News) - Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyanjung dua pria bersenjata yang berada di balik pembunuhan di kantor pusat majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis, sebagai "mujahid pahlawan", kata Kelompok Intelijen SITE seperti dikutip Reuters.
SITE yang memonitor organisasi militan Islam di media mengatakan ISIS memuji kedua pria bersenjata dalam buletin audio harian yang disalurkan melalui Twitter dan forum jihad.
"Kami memulai buletin kami dengan Prancis. Para mujahid heroik membunuh 12 wartawan dan melukai sepuluh orang lainnya yang bekerjada pada majalah Prancis Charlie Hebdo, dan itu adalah bentuk dukungan bagi guru kita (Rasul) Mohammad, sallallahu alayhi wasallam," kata buletin audio itu.
Di Prancis, polisi bersenjata dan bertopeng dari unit terorisme menyisir desa-desa di sebelah timur laut Paris guna memburu dua bersaudara tersangka penyerangan Charlie Hebdo setelah majalah ini menerbitkan kartun Nabi Muhammad, selain juga sejumlah tokoh agama dan politik lainnya.
Sepuluh wartawan dan dua polisi terbunuh dalam serangan itu. Serangan itu menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan di dunia Barat, demikian Reuters.
SITE yang memonitor organisasi militan Islam di media mengatakan ISIS memuji kedua pria bersenjata dalam buletin audio harian yang disalurkan melalui Twitter dan forum jihad.
"Kami memulai buletin kami dengan Prancis. Para mujahid heroik membunuh 12 wartawan dan melukai sepuluh orang lainnya yang bekerjada pada majalah Prancis Charlie Hebdo, dan itu adalah bentuk dukungan bagi guru kita (Rasul) Mohammad, sallallahu alayhi wasallam," kata buletin audio itu.
Di Prancis, polisi bersenjata dan bertopeng dari unit terorisme menyisir desa-desa di sebelah timur laut Paris guna memburu dua bersaudara tersangka penyerangan Charlie Hebdo setelah majalah ini menerbitkan kartun Nabi Muhammad, selain juga sejumlah tokoh agama dan politik lainnya.
Sepuluh wartawan dan dua polisi terbunuh dalam serangan itu. Serangan itu menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan di dunia Barat, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015
Tags: