20 penyelam profesional buru kotak hitam
9 Januari 2015 15:15 WIB
Penyelam mencari badan pesawat Air Asia QZ8501 tertunda karena cuaca buruk dengan arus bawah laut yang tidak aman untuk penyelaman. (ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)
Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Badan SAR Nasional melibatkan pula 20 penyelam profesional untuk mencari dan mengangkat kotak hitam serta korban penumpang AirAsia QZ8501 yang masih di dalam laut.
Para penyelam ini dibagi ke dalam dua kelompok, dengan 10 penyelam dari tim pertama seluruhnya berasal dari Jakarta, sedangkan sepuluh penyelam lainnya berasal dari Lombok dan Kalimantan, kata komandan Regu I Indonesia Diver Ebram Harimurti di Pangkalan Udara Iskandar Pangkalan Bun, Jumat.
"Kami akan bekerja selama satu minggu, minimal dalam sehari kami akan berupaya menyelam setidaknya empat kali ke titik ekor ataupun badan pesawat yang sudah dipastikan Basarnas," kata Ebram.
Ke-20 penyelam ini adalah instruktur penyelaman dan telah berpengalaman menyelam pada berbagai bencana banjir dan kapal tenggelam di Indonesia.
Ebram mengatakan penyelamatan untuk mengangkat barang-barang dan jenazah adalah langkah pertama. Untuk soal ini, tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan TNI AL memberi mereka pengarahan terlebih dahulu.
"Kami juga sudah melakukan simulasi di pesawat sejenis AirAsia. Pesawatnya kan buatan Airbus, jadi kami ditunjukkan letak black box dan cara mengangkat jenazah yang masih terjebak di badan pesawat. Kami siap aksi," kata pria yang telah 20 tahun berpengalaman menyelam ini.
Dia mengatakan Basarnas telah mendeteksi benda kemungkinan badan pesawat yang di dalamnya banyak penumpang AirAsia. 10 penyelam dari tim pertama akan langsung menyelama guna memastikan hasil deteksi itu.
Namun dia belum mengetahui pasti kapal yang akan membawa ke-20 penyelam profesional itu.
"Informasinya, kami akan ke KRI Banda Aceh, tapi belum tahu apakah ada perubahan. Intinya kami akan bekerja selama tujuh hari dan mengenai operasional ditanggung Basarnas," demikian Ebram.
Para penyelam ini dibagi ke dalam dua kelompok, dengan 10 penyelam dari tim pertama seluruhnya berasal dari Jakarta, sedangkan sepuluh penyelam lainnya berasal dari Lombok dan Kalimantan, kata komandan Regu I Indonesia Diver Ebram Harimurti di Pangkalan Udara Iskandar Pangkalan Bun, Jumat.
"Kami akan bekerja selama satu minggu, minimal dalam sehari kami akan berupaya menyelam setidaknya empat kali ke titik ekor ataupun badan pesawat yang sudah dipastikan Basarnas," kata Ebram.
Ke-20 penyelam ini adalah instruktur penyelaman dan telah berpengalaman menyelam pada berbagai bencana banjir dan kapal tenggelam di Indonesia.
Ebram mengatakan penyelamatan untuk mengangkat barang-barang dan jenazah adalah langkah pertama. Untuk soal ini, tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan TNI AL memberi mereka pengarahan terlebih dahulu.
"Kami juga sudah melakukan simulasi di pesawat sejenis AirAsia. Pesawatnya kan buatan Airbus, jadi kami ditunjukkan letak black box dan cara mengangkat jenazah yang masih terjebak di badan pesawat. Kami siap aksi," kata pria yang telah 20 tahun berpengalaman menyelam ini.
Dia mengatakan Basarnas telah mendeteksi benda kemungkinan badan pesawat yang di dalamnya banyak penumpang AirAsia. 10 penyelam dari tim pertama akan langsung menyelama guna memastikan hasil deteksi itu.
Namun dia belum mengetahui pasti kapal yang akan membawa ke-20 penyelam profesional itu.
"Informasinya, kami akan ke KRI Banda Aceh, tapi belum tahu apakah ada perubahan. Intinya kami akan bekerja selama tujuh hari dan mengenai operasional ditanggung Basarnas," demikian Ebram.
Pewarta: Jaya Wirawana Manurung
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015
Tags: