Sarana penunjang wisata Gunung Bromo-Semeru ditingkatkan
9 Januari 2015 11:26 WIB
Sejumlah wisatawan mengabadikan momen matahari terbit di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dari puncak Penanjakan I, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Suryanto)
Lumajang (ANTARA News) - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akan meningkatkan sejumlah sarana dan prasarana penunjang wisata di Kawah Gunung Bromo dan Gunung Semeru yang di kelolanya.
"Tahun lalu sudah dibangun pendapa untuk pendaki Gunung Semeru di Ranupani, pembangunan Bukit Setya di Gunung Bromo, perbaikan sarana pengunjung, aktivasi zoning transportasi di lautan Pasir dan operasional mushola di Bromo," kata Kepala Balai Besar TNBTS Ayu Dewi Utari, Jumat.
Menurut dia, pihaknya akan terus meningkatkan sarana penunjang untuk wisatawan di Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.392 meter dari permukaan laut (mdpl) dan Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 mpdl.
"Tahun ini direncanakan untuk perbaikan jalan jemplang-laut pasir Kawah Bromo dan beberapa sarana prasarana wisata lainnya, sehingga pengunjung bisa nyaman menikmati objek wisata," tuturnya.
Ia menjelaskan, TNBTS akan mengatur jalur kuda dari kawasan lautan pasir berbisik hingga menuju kawah yang memiliki keindahan alam yang eksotis itu.
"Kami juga mengatur jumlah pengunjung di tiap titik untuk melihat sunrise, agar wisatawan tidak berdesak-desakan saat menikmati matahari terbit di Kawah Bromo," paparnya.
Beberapa lokasi yang disiapkan untuk memecah kepadatan pengunjung untuk melihat sunrise (matahari terbit) yakni mulai dari bukit penanjakan, bukit setya, bukit cinta, dan kawah Bromo, sehingga wisatawan bisa menikmati keindahan panorama matahari terbit dengan leluasa.
Ayu mengatakan jumlah pengunjung di Kawah Gunung Bromo lebih banyak dibandingkan Gunung Semeru karena pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa itu membutuhkan fisik yang prima, sedangkan di Bromo tidak memerlukan tenaga ekstra.
"Pada hari normal dan liburan, kunjungan Bromo berkisar 1.000-5.000 pengunjung setiap hari, namun pada saat libur akhir tahun bisa mencapai 10.000 pengunjung, sedangkan Gunung Semeru dikunjungi sekitar 100-500 pendaki," katanya.
"Tahun lalu sudah dibangun pendapa untuk pendaki Gunung Semeru di Ranupani, pembangunan Bukit Setya di Gunung Bromo, perbaikan sarana pengunjung, aktivasi zoning transportasi di lautan Pasir dan operasional mushola di Bromo," kata Kepala Balai Besar TNBTS Ayu Dewi Utari, Jumat.
Menurut dia, pihaknya akan terus meningkatkan sarana penunjang untuk wisatawan di Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.392 meter dari permukaan laut (mdpl) dan Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 mpdl.
"Tahun ini direncanakan untuk perbaikan jalan jemplang-laut pasir Kawah Bromo dan beberapa sarana prasarana wisata lainnya, sehingga pengunjung bisa nyaman menikmati objek wisata," tuturnya.
Ia menjelaskan, TNBTS akan mengatur jalur kuda dari kawasan lautan pasir berbisik hingga menuju kawah yang memiliki keindahan alam yang eksotis itu.
"Kami juga mengatur jumlah pengunjung di tiap titik untuk melihat sunrise, agar wisatawan tidak berdesak-desakan saat menikmati matahari terbit di Kawah Bromo," paparnya.
Beberapa lokasi yang disiapkan untuk memecah kepadatan pengunjung untuk melihat sunrise (matahari terbit) yakni mulai dari bukit penanjakan, bukit setya, bukit cinta, dan kawah Bromo, sehingga wisatawan bisa menikmati keindahan panorama matahari terbit dengan leluasa.
Ayu mengatakan jumlah pengunjung di Kawah Gunung Bromo lebih banyak dibandingkan Gunung Semeru karena pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa itu membutuhkan fisik yang prima, sedangkan di Bromo tidak memerlukan tenaga ekstra.
"Pada hari normal dan liburan, kunjungan Bromo berkisar 1.000-5.000 pengunjung setiap hari, namun pada saat libur akhir tahun bisa mencapai 10.000 pengunjung, sedangkan Gunung Semeru dikunjungi sekitar 100-500 pendaki," katanya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: