Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi bergerak melemah satu poin menjadi Rp12.726 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.725 per dolar AS.
"Mata uang rupiah masih melemah, akan tetapi tekanannya cenderung berkurang," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, tekanan mata uang rupiah akan berkurang seiring dengan kondisi harga minyak dunia yang terus mengalami penurunan, situasi itu akan mendorong pemerintah untuk menetapkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi bisa lebih rendah lagi di Februari 2015.
"Hal itu akan memicu inflasi domestik yang lebih rendah," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, negara-negara euro yang mencatatkan deflasi di bulan Desember menyebabkan euro kembali jatuh, kondisi itu dapat menahan laju rupiah untuk bergerak positif.
"Rupiah diperkirakan masih akan mendapat sentimen negatif dari eksternal," katanya.
Sementara itu, Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan bahwa hasil pertemuan federal Reserve pada Desember 2014 belum menghasilkan keputusan untuk menaikan suku bunga AS (Fed rate), kondisi itu menjadi salah satu fluktuasi nilai tukar rupiah bergerak dalam kisaran yang stabil.
"Belum adanya indikasi The Fed untuk menaikan suku bunganya akan memberi peluang bagi rupiah untuk kembali masuk ke area penguatan," katanya.
Rupiah melemah tipis menjadi Rp12.726
8 Januari 2015 10:49 WIB
lembaran uang Rupiah dan dollar Amerika Serikat (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: