Sukabumi (ANTARA News) - Ratusan warga Kampung Lioasem, Kota Sukabumi, Jawa Barat, selama puluhan tahun terpaksa menggunakan air limbah rumah tangga untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus.

"Ada 61 rumah yang dihuni puluhan jiwa masih menggunakan air limbah rumah tangga yang mengalir di selokan, kondisi ini sudah terjadi puluhan tahun," kata Ketua RT 03 Kampyng Lioasem, Imas Sunengsih kepada wartawan di Sukabumi, Rabu.

Menurutnya, warga di RT 03 dan 04 RW 01, Kelurahan Sudajayahilir, Kecamatan Baros, tersebut memanfaatkan limbah dari kampung tetangga yang mengalir di selokan dan ditampung dengan menggunakan dua pipa plastik karena kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.

Memang pernah ada sumur bor, tetapi sudah tidak bisa digunakan lagi karena ambruk. Akibat menggunakan air tidak layak konsumsi tersebut banyak warga setempat menderita penyakit kulit, karena setiap harinya menggunakan air limbah untuk MCK bahkan minum.

"Air yang ditampung warga ini sudah berwarna hitam dan berbau serta banyak jentik nyamuk, bahkan saat sudah ada lima orang warga yang meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD) dan delapan orang lainnya Chikungunya," tambahnya.

Ketua RT 04 Kampung Lioasem, Diah Purwanti mengatakan kebiasaan warga menggunakan air limbah sudah berlangsung lama bahkan sekitar 80 persen warga setempat menggunakan air tersebut. Selain itu, warga juga sudah sering berupaya seperti membuat sumur bor sendiri namun selalu kering sehingga kembali menggunakan air kotor tersebut.

"Di wilayah saya mayoritas warganya mengalami penyakit kulit dan Tuberculosis (TB), karena selain menggunakan air kotor juga ini merupakan pemukiman kumuh yang sudah sulit sumber air bersih," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi mengatakan pihaknya akan berupaya membuat sarana air bersih untuk warga di kampung itu. Selain itu, pemda setempat juga akan berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk mencari solusi yang tepat agar warga setempat tidak kembali menggunakan air kotor untuk kebutuhan sehari-harinya.

"Kami khawatir warga akan mudah terserang penyakit, maka dari itu perlu adanya sarana air bersih untuk membantu kebutuhan air warga," katanya.