Pertamina sulit cegah kemungkinan migrasi konsumen elpiji
7 Januari 2015 17:07 WIB
Ilustrasi - Pekerja menurunkan tabung gas elpiji ukuran 12 kg di distributor penjualan gas di Kisamaun, Tangerang, Banten.(FOTO ANTARA/Muhammad Iqbal)
Semarang (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) wilayah pemasaran Jateng-DIY mengaku kesulitan mencegah kemungkinan migrasi konsumen elpiji dari ukuran tabung 12 kg ke ukuran 3 kg.
"Migrasi ini sebetulnya merupakan hal yang wajar dan tidak bisa dicegah karena berhubungan dengan kenaikan harga elpiji untuk ukuran 12 kg sebesar Rp1.500/kg," kata External Relations Pertamina Jateng-DIY, Robert MV Dumatubun, di Semarang, Rabu.
Meski demikian, tambah dia, hingga saat ini pihaknya belum memastikan berapa jumlah migrasi tersebut mengingat kenaikan harga untuk elpiji nonsubsidi tersebut baru dilakukan pada 2 Januari lalu.
Berkaca pada kenaikan harga elpiji ukuran tabung 12 kg yang dilakukan pada bulan Oktober tahun lalu memang sempat terjadi migrasi konsumen dari nonsubsidi ke elpiji subsidi. Meski demikian hal tersebut hanya berlangsung sekitar 1 bulan.
Menurutnya, besaran angka migrasi antara 2--3 persen. Jumlah terebut sangat kecil dibandingkan jumlah pengguna elpiji 12 kg itu sendiri.
Secara keseluruhan, untuk realisasi konsumsi elpiji 12 kg pada tahun 2014 lalu tercatat 112.462 Metrik Ton (MT) dari target mencapai 126.386 MT. Sedangkan untuk target tahun ini yaitu 130.682 MT.
Untuk elpiji ukuran tabung 3 kg, dari target tahun 2014 sebesar 808.067 MT terealisasi sebesar 813.964 MT. Sedangkan untuk target tahun ini mencapai 874.935 MT.
Sementara itu, untuk memastikan pendistribusian elpiji baik ukuran tabung 3 kg maupun 12 kg berjalan lancar, Pertamina membentuk tim pengawasan elpiji 3 kg. Selain itu juga dilakukan penambahan kiriman (extra dropping) ke sejumlah daerah antara 2--12 persen.
Menurutnya, besaran kuota extra dropping tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah. Upaya lain untuk memastikan distribusi elpiji berjalan lancar pihaknya juga siap melakukan operasi pasar jika memang dibutuhkan.
"Mekanisme operasi pasar ini yaitu kami melakukan penjualan langsung ke konsumen, tetapi upaya ini kami lakukan jika extra dropping tidak bisa mengatasi kelangkaan elpiji karena distribusi yang tidak lancar," katanya.
"Migrasi ini sebetulnya merupakan hal yang wajar dan tidak bisa dicegah karena berhubungan dengan kenaikan harga elpiji untuk ukuran 12 kg sebesar Rp1.500/kg," kata External Relations Pertamina Jateng-DIY, Robert MV Dumatubun, di Semarang, Rabu.
Meski demikian, tambah dia, hingga saat ini pihaknya belum memastikan berapa jumlah migrasi tersebut mengingat kenaikan harga untuk elpiji nonsubsidi tersebut baru dilakukan pada 2 Januari lalu.
Berkaca pada kenaikan harga elpiji ukuran tabung 12 kg yang dilakukan pada bulan Oktober tahun lalu memang sempat terjadi migrasi konsumen dari nonsubsidi ke elpiji subsidi. Meski demikian hal tersebut hanya berlangsung sekitar 1 bulan.
Menurutnya, besaran angka migrasi antara 2--3 persen. Jumlah terebut sangat kecil dibandingkan jumlah pengguna elpiji 12 kg itu sendiri.
Secara keseluruhan, untuk realisasi konsumsi elpiji 12 kg pada tahun 2014 lalu tercatat 112.462 Metrik Ton (MT) dari target mencapai 126.386 MT. Sedangkan untuk target tahun ini yaitu 130.682 MT.
Untuk elpiji ukuran tabung 3 kg, dari target tahun 2014 sebesar 808.067 MT terealisasi sebesar 813.964 MT. Sedangkan untuk target tahun ini mencapai 874.935 MT.
Sementara itu, untuk memastikan pendistribusian elpiji baik ukuran tabung 3 kg maupun 12 kg berjalan lancar, Pertamina membentuk tim pengawasan elpiji 3 kg. Selain itu juga dilakukan penambahan kiriman (extra dropping) ke sejumlah daerah antara 2--12 persen.
Menurutnya, besaran kuota extra dropping tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah. Upaya lain untuk memastikan distribusi elpiji berjalan lancar pihaknya juga siap melakukan operasi pasar jika memang dibutuhkan.
"Mekanisme operasi pasar ini yaitu kami melakukan penjualan langsung ke konsumen, tetapi upaya ini kami lakukan jika extra dropping tidak bisa mengatasi kelangkaan elpiji karena distribusi yang tidak lancar," katanya.
Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015
Tags: