Sidoarjo (ANTARA News) - Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo (Timnas PSLS) saat ini terus melakukan upaya evakuasi terhadap 300-400 warga Desa Kedungbendo dan Renokenongo, Kabupaten Sidoarjo, yang berada di daerah rawan bencana. Juru bicara Timnas PSLS, Rudi Novrianto, dikonfirmasi Sabtu, mengemukakan, sebagaimana instruksi Presiden RI yang telah menetapkan kawasan segitiga bahaya di Porong, yaitu jalur rel kereta api, jalan tol dan jalur raya Porong, maka evakuasi warga harus segera dilakukan, karena berada di segitiga daerah berbahaya. "Saat ini kami terus melakukan sosialisasi sebagai langkah tindakan preventif, agar warga desa ini mau dievakuasi, karena posisinya berada di daerah segitiga berbahaya. Kami lebih menempuh tindakan preventif, karena ini adalah langkah yang paling baik ketimbang menggunakan langkah represif yang dikhawatirkan akan melanggar Hak Asasi manusia (HAM)," ucapnya. Hal senada tentang evakuasi warga yang berada di daerah segitiga berbahaya, juga disampaikan oleh Deputi I Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Pengungsian (Bakornas PBP), Tabrani. Saat melakukan kunjungan kerja di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Tabrani menyatakan, terkait dengan terjadinya ledakan pipa gas Pertamina di km-38 tol ruas Porong-Gempol, Presiden RI telah mengeluarkan empat instruksi penting, yaitu pertama, percepatan pembuangan lumpur ke Kali Porong, kedua menyatakan tol tidak dapat difungsikan lagi, ketiga segera merelokasi infrastruktur yaitu rel KA, jalur tol, pipa gas dan PLN. Keempat, karena ledakan pipa gas sudah merenggut 11 korban, maka semburan lumpur dinyatakan sebagai bencana nasional, sehingga negara harus turut campur dan Bakornas PBP harus masuk di dalamnya. Terkait dengan bencana di Sidoarjo, pihaknya mengaku akan mengoptimalkan Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) PBP ditingkat Propinsi dan Satlak PBP ditingkat kabupaten. "Ke depan, kami akan lebih konkretkan peran pemerintah daerah dan pemerintah kabupaten/kota sebagai komando yang memiliki peran lebih banyak untuk melakukan koordinasi," tuturnya. Menghadapi datangnya musim hujan, dirinya telah mengusulkan kepada Timnas PSLS agar segera open channel (sudetan) ke Kali Porong serta memaksimalkan peran pompa yang ada. Di samping itu, diharapkan Timnas juga segera melakukan percepatan terhadap penyelesaian permasalahan sosial seperti proses ganti rugi dan resetlement. Sementara itu, warga Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS) 1, mulai panik, pasalnya air lumpur sudah "menyerang" kawasan perumahan. Warga sebagian besar berupaya memindah harta benda/barang di rumahnya untuk diangkut ke rumah sanak saudaranya.(*)