Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Delapan tokoh agama yang ada di Pangkalan Bun terbang menggunakan helikopter SA-330 Puma TNI AU untuk berdoa di laut meminta cuaca bersahabat agar pesawat beserta seluruh penumpang AirAsia QZ 8501 segera ditemukan.

Informasinya Tim evakuasi telah bekerja keras selama 9 hari namun kondisi cuaca selalu tidak menentu sehingga mengganggu pencarian, kata Muhammad Ali Alawi, perwakilan tokoh agama Pangkalan Bun itu sebelum naik ke helikopter di Pangkalan Udara TNI AU Iskandar, Selasa.

"Alam tidak bisa di lawan, oleh karena itu kita harus meminta kepada petunjuk dan perlindungan dari Allah. Kami terpanggil untuk membantu tim evakuasi, setidaknya melalui doa di atas laut, lokasi yang mungkin dugaan pesawat AirAsia jatuh," tambah dia.

Alawi mengatakan seluruh masyarakat di Pangkalan Bun selalu berdoa agar AirAsia segera ditemukan, bahkan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat mengeluarkan himbauan mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk keprihatinan terhadap musibah jatuhnya Airasia.

"Kami akan berzikir di helikopter yang sedang berputar, dan jika memungkinkan juga di dalam kapal pencari pesawat AirAsia. Kami tetap berkoordinasi dengan pihak TNI maupun Badan SAR Nasional," kata dia yang juga pengurus Majelis Zikir Pangkalan Bun itu.

Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional, SB Supriyadi, mengatakan, hingga hari ke-9 pencarian, kondisi di dalam laut sangat gelap dan arus air laut sangat kencang, sehingga dua penyelam Korps Marinir TNI AL yang mencoba menyelam terpaksa naik kembali ke kapal.

"Kami tidak mau ambil resiko memaksakan penyelam tetap menyelam sedangkan kondisi alam belum mendukung. Jangan sampai ada masalah baru. Tidak ada yang bisa melawan alam," katanya.

Dia mengatakan jenasah penumpang AirAsia yang telah ditemukan dan diterbangkan ke Surabaya memasuki hari ke-9 Surabaya telah mencapai 37 jenasah.

Mengenai pencarian di hari ke-9, Senin (5/1), ditemukan tiga jenasah beserta kursi oleh kapal Diraja Kesturi dari Malaysia, dan kapal perang USS Sampson (DDG-102) milik Amerika menemukan dua kursi paling depan atau kursi pramugari serta telah berada di Pangkalan Udara TNI AU Iskandar, Pangkalan Bun.

"Kalau kursi yang ditemukan kapal Diraja Kesturi belum di bawa ke kapal, tapi telah didata dan disampaikan ke KNKT," kata Supriyadi.