Angin kencang robohkan rumah di Jember
5 Januari 2015 22:15 WIB
ilustrasi Angin Puting Beliung Salah satu rumah warga yang ambruk diterjang angin puting beliung di Kampung Babakantanjung Kecamatan Jamanis, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (26/12). (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Jember (ANTARA News) - Angin kencang disertai hujan deras merobohkan sebuah rumah dan bangunan mushala di Kelurahan Kranjingan, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.
"Hujan deras disertai angin kencang berlangsung sangat cepat, namun kami sempat menyelamatkan diri, sehingga tidak ada keluarga yang terluka," kata pemilik rumah yang roboh, Rifai.
Menurut dia, tiang penyangga rumah roboh dan bangunan mushola disamping rumah juga terkena imbasnya dan nyaris roboh, padahal hujan deras dan angin kencang tidak terlalu lama.
"Saat mendengar suara gemuruh dan atap rumah nyaris ambruk, semua keluarga berhamburan keluar rumah dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu," tuturnya.
Kondisi bangunan yang sudah tua, lanjut dia, merupakan salah satu faktor penyebab rumah mudah ambruk saat diterjang angin kencang disertai hujan deras.
Sebanyak 40 rumah di sekitar rumah Rifai juga rusak akibat angin kencang, namun mengalami kerusakan ringan sepert genteng dan atap rumah yang bertebaran, sehingga langsung diperbaiki oleh warga setempat.
Sementara Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Mahmud Rizal mengatakan bencana angin kencang sulit diprediksi, sehingga warga diimbau tetap waspada selama musim hujan.
"Beberapa kecamatan di Jember yang sudah diterjang angin puting beliung di antaranya Kecamatan Sumberjambe, Jelbuk, Mumbulsari, Mayang, Patrang, dan Sukowono," paparnya.
Angin puting beliung memang tidak bisa diprediksi, namun bisa dilihat dengan tanda berupa adanya awan CB (Comolonimbus) atau awan tebal dengan pinggiran putih yang jelas dan ada tanda pusaran di tengah kumpulan awan.
"Hujan deras disertai angin kencang berlangsung sangat cepat, namun kami sempat menyelamatkan diri, sehingga tidak ada keluarga yang terluka," kata pemilik rumah yang roboh, Rifai.
Menurut dia, tiang penyangga rumah roboh dan bangunan mushola disamping rumah juga terkena imbasnya dan nyaris roboh, padahal hujan deras dan angin kencang tidak terlalu lama.
"Saat mendengar suara gemuruh dan atap rumah nyaris ambruk, semua keluarga berhamburan keluar rumah dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu," tuturnya.
Kondisi bangunan yang sudah tua, lanjut dia, merupakan salah satu faktor penyebab rumah mudah ambruk saat diterjang angin kencang disertai hujan deras.
Sebanyak 40 rumah di sekitar rumah Rifai juga rusak akibat angin kencang, namun mengalami kerusakan ringan sepert genteng dan atap rumah yang bertebaran, sehingga langsung diperbaiki oleh warga setempat.
Sementara Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Mahmud Rizal mengatakan bencana angin kencang sulit diprediksi, sehingga warga diimbau tetap waspada selama musim hujan.
"Beberapa kecamatan di Jember yang sudah diterjang angin puting beliung di antaranya Kecamatan Sumberjambe, Jelbuk, Mumbulsari, Mayang, Patrang, dan Sukowono," paparnya.
Angin puting beliung memang tidak bisa diprediksi, namun bisa dilihat dengan tanda berupa adanya awan CB (Comolonimbus) atau awan tebal dengan pinggiran putih yang jelas dan ada tanda pusaran di tengah kumpulan awan.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: